spirit; 3 ➖ here

187 46 4
                                    

Asa mengerutkan kening. Ia yang baru saja melepaskan headphone di kepala seperti mendengar suara dari ruangan sebelahnya.

Dilihatnya waktu yang ditunjukkan oleh ponselnya. Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Masih terlalu sore memang. Tapi, itu kalau Asa berada di rumahnya. Berbeda dengan kali ini. Ia masih berada di rumah saudara ayahnya yang baru saja meninggal.

Tidak seperti anggota keluarga ayahnya yang lain yang memutuskan untuk pulang ke tanah perantauan masing-masing setelah tujuh hari, Ayah Asa memutuskan untuk tinggal lebih lama. Mungkin sekitar dua minggu.

Katanya, ada hal-hal yang mau diurus. Seperti soal surat warisan untuk anak-anak mendiang, dan lain-lain.

Asa dan ibunya tentu hanya bisa menurut. Selain karena ibunya hanya ibu rumah tangga dan tidak memiliki pekerjaan yang mengharuskannya untuk bekerja, Asa juga sudah memasuki masa-masa liburan sekolah.

"Suara Ahyeon bukan, sih?" tanya Asa pada dirinya sendiri.

Ahyeon adalah salah satu anak dari saudara ayahnya yang baru saja meninggal.

"Biasanya udah tidur," ucap Asa lagi.

Ya, pun dengan dirinya, biasanya di jam-jam sekarang ini Asa tengah bersiap untuk tidur karena memang seluruh anggota keluarganya sudah tertidur di kamar masing-masing.

Biasanya saat musim liburan, Asa akan bedagang sampai lewat tengah malam. Sayangnya, ia terlalu takut untuk tidur lewat tengah malam di sini.

Menurut Asa suasananya agak mencekam meskipun banyak orang. Jadi, daripada semakin merasa takut, Asa memilih untuk ikut tidur lebih awal.

Hanya saja mendengar suara Ahyeon membuat Asa penasaran. Kenapa Ahyeon belum tidur? Dan sedang mengobrol dengan siapa?

Jujur, kalau memang Ahyeon belum tidur, Asa mau mengajaknya mengobrol.

"Samperin ah!" ucap Asa yang kemudian menyingkirkan selimutnya, lalu turun dari tempat tidur.

Asa berjalan keluar kamar yang terletak di lantai dua tersebut. Ia lalu mengetuk pintu kamar yang berada tepar di sebelahnya itu.

TOK! TOK! TOK!

"Yeon? Ahyeon? Udah tidur?"

TOK! TOK! TOK!

"Ahyeon?"

TOK! TOK! TOK!

"Apa udah tidur ya?" monolog Asa. "Ah tapi tadi masih ada suaranya kok!"


TOK! TOK! TOK!


"Ahyeon-"



"Kenapa, Kak?"



Ahyeon memberikan sahutan berupa sebuah pertanyaan. Membuat Asa sontak menoleh.

Ya, Asa menoleh.

Pintu kamar di hadapannya tetap dalam keadaan tertutup. Sahutan yang barusan Asa dengar berasal dari arah kanannya. Tepatnya, arah anak tangga karena Asa menemukan sosok Ahyeon di sana.

Terlihat Ahyeon yang ternyata baru saja naik dengan sebuah botol di tangannya.


"Oh, abis ambil air minum...." gumam Asa sembari mengusap tengkuk belakang lehernya.

"Kakak ngapain di situ?" tanya Ahyeon.

"Eh? Aku mau nyamperin kamu. Tumben kamu belum tidur?" tanya Asa seiring dengan Ahyeon yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Udah, Kak. Tapi kebangun gara-gara haus. Makanya ke bawah."

"Oh..."

"Ya udah, Kak, aku duluan ya. Mau lanjut tidur lagi."

"Eh? Iya... Good night, Yeon."

"Good night, Kak," balas Ahyeon yang kemudian berjalan ke arah kamarnya.

Kamar yang bukan kamar di sebelahnya. Melainkan kamar di depan kamar yang Asa tempati.

"Oh, iya, Kak," ucap Ahyeon sembari berbalik tepat ketika ia berada di depan pintu kamarnya. "Kamar sebelah kakak itu kosong. Aku tidurnya di kamar ini," lanjut Ahyeon sembari masuk ke dalam kamarnya.

Membuat Asa menelan salivanya.

Malam itu Asa tidak bisa tidur. Hingga pagi menjelang dan ia menceritakan kejadian yang ia alami semalam pada seluruh anggota keluarga dan saudara-saudaranya, termasuk pada Ahyeon.

"Tapi, Kak, semalem aku tidur di lantai bawah. Bukan di lantai atas. Di lantai atas cuma ada kakak. Kita semua nempatin kamar di bawah."

creepy 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang