spirit; 4 ➖ the smell

184 43 2
                                    

"Ngapain?" tanya Rami ketika melihat Ahyeon terus mengendus-endus udara di sekitarnya.

"Lo nyium nggak?"

"Nyium apaan?"

"Bau."

"Bau?"

"Iya, bau bangkai gitu."

Rami menggelengkan kepalanya.

Rami dan Ahyeon adalah saudara kembar dizigot atau kembar non identik. Keduanya tidak terlihat mirip karena berasal dari sel telur yang berbeda.

Sebetulnya mereka memiliki kamar masing-masing. Hanya saja, setelah kematian Sang Ibunda, keduanya memutuskan untuk tinggal di dalam satu kamar yang sama.

"Semenjak ibu meninggal, gue sering banget nyium bau ini, Mi."

"Hah?"

"Tapi baunya tuh kecium cuma pas menjelang malem begini. Kalau pagi, siang atau sore, nggak kecium."

"Baunya kayak gimana emang?"

"Ya... bau bangkai gimana baunya?"

"Apa ada bangkai yang nggak ketahuan ya?" tanya Rami yang hanya dibalas Ahyeon dengan sebuah gendikan bahu. "Besok minta ayah cari aja. Takutnya beneran ada bangkai, terus muncul belatung. Ew."

"Tapi, Ram....."

"Iya?"

"Bau bangkainya tuh nggak selalu ada."

"Maksudnya? Hilang-hilangan gitu."

Ahyeon menganggukkan kepala.

"Kayak yang gue bilang tadi. Cuma menjelang malem begini aja. Terus..."

"Nanti baunya hilang sendiri. Tapi, suka muncul lagi. Sebentar. Tapi, terus-terusan."

"Gue bingung," sahut Rami.

"Apalagi gue!" balas Ahyeon. "Kadang saking baunya, gue pake masker aja kecium. Kayak..."

"Kayak apa?! Ngomong jangan setengah-setengah!"

"Ih sabar!" omel Ahyeon. "Kayak... kayak itu bangkai ada di depan hidung gue persis. Paham nggak?"

Rami menganggukkan kepala.

"Nah itu, macem bangkainya ditaro di depan hidung gue."

"Ayah tahu?"

"Tahu... gue udah bilang."

"Terus kata ayah apa?"

"Disuruh sabar. Terus tunggu sampe 40 hari. Katanya nanti baunya pergi sendiri."

"Hah...?"

creepy 3.0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang