🔞
•••
Rasanya udah lama Seonghwa gak mendengar kabar tentang Miyeon. Hari ini Juyeon ngasih tau kalo Miyeon hidup sendirian dan kerja jadi crew store biasa di toko aksesoris. Ketika Seonghwa nyoba buat dateng ke toko yang dimaksud Juyeon, bener aja, Seonghwa lihat Miyeon di sana.
Seonghwa gak dateng sendirian kok, dia dateng sama Hongjoong dan sekretaris barunya Hongjoong, Umji namanya, sekalian beli alat musik sama alat olahraganya Haruto.Awal mula niatnya mau fokus ke Miyeon, tapi Seonghwa merasa ada gelagat aneh dari Umji. Terlalu deket sama Hongjoong, maybe. Tapi Seonghwa gak protes dulu, dia pengen lihat gimana respon Hongjoong dulu.
"Itu mantan istri Bapak? Sayang banget ya, nasibnya agak kurang baik. Kalo saya jadi dia, saya gak akan selingkuh setelah dapet suami kaya Pak Hongjoong," Ujar Umji tepat dihadapan Seonghwa. Menurut Seonghwa aneh aja, atitude seorang sekretaris kan gak kaya gitu.
Umji sembilan tahun lalu masih jadi karyawan magang dikantor, tapi minggu ini Umji dipersiapkan buat jadi sekretaris Hongjoong sama Seungcheol. Jadi Seonghwa pun paham, Umji pasti udah kenal sama Hongjoong dari lama.
Hongjoong gak terlalu mendengarkan Umji karena dari tadi dia fokus nyari toko yang bagus di dalam mall, fokus ke barang-barang yang harus dia beli buat Haruto. "Kamu mau nyamperin Mba Miyeon?" Tanya Hongjoong.
"Iya, sekalian beli aksesoris di sana. Kamu lanjut cari barangnya Adek aja, Umji biar ikut sama aku,"
"Boleh-"
"Saya ikut Pak Hongjoong aja, kan saya sekretarisnya Pak Hongjoong," Kata Umji, memotong kalimat Hongjoong. "Siapa tau nanti Pak Hongjoong butuh bantuan saya. Kami juga perlu saling menyamakan diri sebagai atasan dan sekretaris,"
Jawaban yang elegan, kalo didenger sekilas. Tapi Seonghwa juga menyadari aura-aura 'murah' dari perempuan ini. Karena itu Seonghwa senyum dan menyetujui usul Umji. "Baik, silahkan," Jawabnya.
"Umji lebih baik kamu ikut istri saya, takutnya nanti shopping banyak, bantuin bawa barang-barangnya,"
Umji menggeleng pelan. "Gak ada di kontrak saya harus melayani Kak Seonghwa, Pak,"
Kayanya Seonghwa harus telfon Hwanwoong dan minta anak itu buat kembali jadi sekretarisnya Hongjoong. Umji gak ada sopan santunnya gini. Jadi pengen langsung ngetrek perempuan ini, tapi tahan dulu.
"Aku ikut kamu dulu Mars, nemenin kamu belanja dulu baru nanti cari barangnya Adek," Hongjoong nyentuh pinggang Seonghwa dan direngkuhnya menuju store tempat Miyeon kerja.
"Oh iya Umji," Hongjoong lepasin tangannya dan jalan mendekat ke arah Umji, hal itu bikin Umji kembali senyum . "Kamu pulang aja, kerjaan kamu selesai. Saya ada urusan sama istri saya dan mungkin sampai malam, jangan lupa meeting sama Pak Eden,"
"Loh Pak, kan meeting itu harus sama Bapak,"
"Kamu sendiripun bisa handle kok, nanti saya bilang ke beliau kalo kamu yang mewakili saya,"
Setelah itu Hongjoong kembali merengkuh istrinya dan melanjutkan perjalanan mereka. Dari kejauhan Miyeon tampak sibuk dengan pekerjaannya melayani customer yang datang.
"Apa yang mau kamu sampaikan ke Mba Miyeon, sayang?""Mempekerjakan dia ditempat aku,"
Hongjoong naikin sebelah alisnya. "Buat apa? Aku gak setuju. Mars, pikirin baik-baik, aku gak mau sesuatu yang buruk terjadi sama kamu," Hongjoong menghentikan langkahnya, nahan Seonghwa biar gak lanjut masuk buat ketemu mantan istrinya.
"Aku pikir dia udah berubah dan bisa jadi guru karena aku mau buka sekolah modeling,"
"Dan suami kamu ini gak mengizinkannya. Dengerin aku, aku melarang kamu punya urusan apapun lagi sama dia. Bahkan buat sekedar ketemu pun, gak boleh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
530 Backward
FanfictionThe childhood that flies by, flowing like rubbish down the river, fades into oblivion. Childhood promises are stupid words that can't be kept. Jongho carved a name, only to remember and love for the rest of his life. Wooyoung who is so childish a...