Tentang Gaon..
••
Begitu Wooyoung ditangani, beberapa dokter mengumpat dan beberapa kali marah-marah. Bukan karena kedatangan Wooyoung, tapi karena tindakan pembedahan yang dilakukan seenaknya ke pasien hemofilia kaya Wooyoung. Akibatnya Wooyoung mengalami pendarahan yang parah dari bekas operasi dan kemungkinan dari dalam juga."Yatuhan, ini praktek macam apa? Ada ya manusia setega ini," Ini kata seorang dokter senior yang berjaga di ruang UGD. "Semuanya berantakan, kita coba perbaiki semampu kami. Ini gak mudah juga,"
"Saya percaya sama dokter dan tenaga medis di sini, saya percaya tuhan bisa menyelamatkan anak saya. Lakukan yang terbaik, entah dengan prosedur apapun," Ujar Hongjoong. Sebagai seorang Ayah, Hongjoong berusaha ngambil setiap langkah dan celah kesempatan. Apapun itu, asalkan Wooyoungnya baik-baik aja.
Entah itu pembedahan ulang buat di perbaiki, ataupun tindakan lain. Hongjoong udah pasti menyetujuinya. Dan sekarang, Wooyoung udah masuk kembali ke ruang bedah buat di cek keadaan organ perutnya, dan diperbaiki juga apa yang gak bener di dalamnya. Buat diminimalisir pendarahannya dan dikurangi pembengkakan kantong empedunya. Semua itu dilakukan, kepada anak remaja 17 tahun yang jadi korban praktek pengambilan organ hati secara ilegal.
Dari ruang UGD, Hongjoong dan Jongho lari ke ruang operasi. Tindakan gak bisa ditunda terlalu lama mengingat keadaan udah darurat banget. Untungnya orang-orang tuh gercep bantuin. Kaya Seungcheol yang langsung dateng buat urus bill dan Daehyun yang gercep menyediakan darahnya buat Wooyoung, dua labu sekaligus tanpa mikirin resikonya. Yang penting Wooyoung tertolong aja. Banyak darah yang keluar tanpa bisa di kontrol, banyak juga darah yang dibutuhkan.
"Ah sialan bangsat bajingan!" Jongho nendangin tembok sambil ngacak rambutnya beberapa kali. Kadang Jongho tuh mikir pengen jadi ketua mafia kelas kakap aja, biar bisa nembak mata siapapun yang berani melukai Wooyoung.
"Jong, duduk yang tenang," Ucap Hongjoong. "Berdoa di sini, baru marah-marah,"
"Gak bisa Dad, atuh lah kenapa begini," Jongho frustasi banget, padahal dia paling gak rela kalo Wooyoung sakit, eh sekarang dihadapkan kenyataan kalo Wooyoung diambil hatinya dengan cara yang GAK BAIK. "Kalo si Minhyuk muncul depan aku, gak bakal aku biarin dia hidup,"
Mereka gak menyadari kalo Minhyuk punya rencana ini, mereka gak tau kalo rencana lama bakal ada lagi kali ini. Mereka juga gak tau kalo ternyata yang di incar tuh Wooyoung. Atau entah ngincar Jongho dulu baru Wooyoung, Hongjoong pun gak tau. Karenan Hongjoong kira mereka cuma ngincar harta warisannya anak-anak dan ketika Miyeon udah meninggal, semuanya bakal baik-baik aja.
"Jangan kasih tau San, Mingi, Yunho dan Adek sekarang. Pokoknya biarin mereka sekolah dulu, bilang ke Yeosang sebisa mungkin tutup mulut aja dulu. Takutnya San bolos ntar," Ujar Hongjoong. Jongho mengiyakan dan segera ngirim pesan ke Yeosang tentang perintah Hongjoong. Gak lupa Jongho juga ngasih tau Yeosang, kalo Wooyoung udah ditangani dengan baik biar Yeosang gak khawatir.
Lalu Seonghwa datang bareng Daehyun yang baru aja selesai di ambil darahnya dan Seungcheol yang baru selesai ngurus pembayaran. Gak lama kemudian juga datang yang lainnya, Jeonghan, Younghoon dan Jiyeon. Ibu gak dateng karena harus ngurus Ayah di rumah.
"Joong," Younghoon datang meluk adek iparnya itu sekilas. "Gimana? Semuanya fine?" Tanya Younghoon.
Hongjoong menggeleng. "Belum tau juga Mas. Yang jelas buruk banget, sekarang lagi ditangani. Saya gak tega," Hongjoong pun melemah dihadapan Bapak, Mas Seungcheol dan Mas Younghoon.
"Maaf ya Hwa, baru dateng. Aku nganter Shine dulu sekolah," Bisik Jiyeon ditelinga Seonghwa.
"Gapapa Mba, makasih banyak udah dateng. Dan maaf karena banyak ngerepotin Mba Ji,"
KAMU SEDANG MEMBACA
530 Backward
FanfictionThe childhood that flies by, flowing like rubbish down the river, fades into oblivion. Childhood promises are stupid words that can't be kept. Jongho carved a name, only to remember and love for the rest of his life. Wooyoung who is so childish a...