53 : Daddy... Daddy..

2.1K 179 19
                                    

•••

Bayi mungil ini hadir ketika hubungan kedua orang tuanya lagi gak jelas arahnya kemana, Jongho yang putus asa, dan Yeosang yang dilema. Bayi ini seolah meyakinkan kedua orang tuanya, gimanapun dan apapun masalahnya, mereka tetap akan bersama.

Jongho memutuskan  ngasih nama Kim Yara buat putrinya, nama yang cantik. Yeosang dan Yara, dua orang yang akan Jongho cintai seumur hidupnya, mereka punya mata yang sama, cantik banget di mata Jongho. Kulitnya merah banget, Seonghwa bilang nantinya bakal punya kulit seputih susu, sama kaya Yeosang. Untunglah, Yara gak mewarisi warna kulit Jongho yang sebenernya agak gelap.

Yara nyaman dipelukan Jongho, lidahnya beberapa kali keluar dan tangannya megang kuat jari telunjuk Wooyoung. Wooyoung seneng banget bisa nyentuh Yara meskipun dirinya sendiri belum dibolehin gendong keponakannya, dilarang sama Seonghwa.

"Mau dipanggil apa sama Yara?" Tanya Jongho ke Wooyoung.

"Wuyo aja," Jawabnya, tatapannya berubah jadi lembut setelah berhadapan sama Yara. Rasa sayang Wooyoung ke Yara jadi lebih besar dari rasa sayangnya ke Jongho.

"Oke. Dek, ini si Wuyo,"

Yeosang mau protes ketika Jongho dengan santanya ngenalin Wooyoung ke Yara tanpa ada embel-embel apa gitu yang lebih sopan. "Ajarin anak tuh yang bener Jong," Sahutnya dari atas ranjang.

Wooyoung gak peduli, dia nyenderin kepalanya ke pundak Jongho, sedangkan matanya masih natap wajah teduh Yara. "Mirip Shine waktu bayi, cantik banget kaya princess,"

"See, Sayang, aku punya dua bayi," Kata Jongho ke Yeosang sambil ketawa pelan. Digendongannya ada Yara, disampingnya ada Wooyoung. Bakal sama-sama manja sih. "Wuyo anteng karena Yara masih baik. Entah nanti kalo Yara udah gede, udah pasti bakal iri dengkian sama Yara,"

Jari Wooyoung terulur buat mainin bibir mungil  Yara. "Yalaa, cantik banget sih, mirip Wuyo ya?"

"Mana ada mirip Wuyo," Sahut Jongho dengan wajahnya yang datar.

Yeosang mengulum senyum dari atas ranjang, seneng rasanya kalo putrinya disayang banyak orang, terutama Wooyoung. Wooyoung yang biasanya rewel banget sekarang berubah jadi anteng setelah liat Yara. "Beneran, mirip banget sama Wuyo, cantik, manis. Pasti Yara sayang banget sama Wuyo,"

Wooyoung senyum lebar setelah di belain Yeosang. "Mau kembar sama Yeocang aja, gak mau sama Jongho!"

Jongho beranjak, ngembaliin Yara ke Yeosang karena tampaknya si bayi udah gak nyaman digendongan papanya. "Sama Ibu dulu ya, Papa pegel gendong kamu mulu. Cepet gede makanya, nanti Papa beliin motor gede, muah," Dicium juga kening Yara. Anaknya langsung nyaman banget setelah ada di dekapan Yeosang.

"Mau kemana?" Tanya Yeosang. Trauma aja, Jongho ngeselin soalnya. Suka tiba-tiba ilang kalo lagi dibutuhin Yeosang.

"Bentar lagi Mommy Hwa dateng, aku bawa si Wuyo keluar dulu, dia belum makan,"

Yeosang ngangguk. "Nanti siang Junkyu mau ke sini. Kamu stay di sini, jemput Junkyu nanti,"

Setelah mengangguki permintaan Yeosang, Jongho pergi keluar sama Wooyoung, rencananya mau bawa Wooyoung makan gudeg jogja di sebrang rumah sakit. Wooyoung suka banget makanan manis soalnya, dan kebetulan kakaknya ini belum makan.

"Ingusnyaa," Jongho yang gemes sama ingus Wooyoung mau gak mau mencet idung Wooyoung dan ngelap ingusnya pake kaosnya yang lagi dipake. "Bandel lah, makan es mulu. Lo pilek dari SD sampe sekarang gak sembuh-sembuh,"

"Diem!" Pekik Wooyoung sambil mukulin wajah Jongho.

Jongho tiba-tiba diem, natap  Wooyoung lekat-lekat. Hati Jongho sakit banget waktu liat wajah Wooyoung, orang yang udah nemenin  dia dari zaman sperma. Banyak hal yang mereka lewatin berdua. Jongho kira, dia yang akan berkorban banyak buat Wooyoung. Tapi nyatanya sebaliknya. Sekarang, ada banyak perasaan di hati Jongho buat Jongho. Termasuk rasa bersalah.

530 BackwardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang