💛💛
••
Hongjoong udah bawa Wooyoung ke klinik tapi ya tetep aja, penangannya harus ke rumah sakit. Jadi mau gak mau mereka masuk UGD lagi dan lagi, Hongjoong udah bosen banget sebenernya. Ke sini bawa Wooyoung cuma pake kaos rumahan sama kolor, mana gak bawa dompet. Untungnya, Wooyoung masuk rumah sakit yang sama kaya Yeosang, jadi administrasi bisa ditalangin dulu sama Jongho.
Wooyoung udah nekuk wajahnya, ekspresinya kemusuhan banget sama Hongjoong. Luka-lukanya udah ditangani dan beruntungnya, kali ini Wooyoung gak terlalu banyak kehilangan darah.
"Apa?" Tanya Hongjoong, serem aja gitu dari tadi dipelototin orang kaya Wooyoung.
"Daddy tega banget biarin Wuyo jatuh," Katanya.
Ah, jadi Wooyoung kemusuhan gegara gak dipegangin, gegara Hongjoong biarin Wooyoung juntei ke jalan.
"Kan udah minta maaf Wuyo, marah-marah mulu deh kaya anak perawan,"
"Wuyo mau ngadu ke Mommy nanti biar Daddy dimarahin!"
Hongjoong meringis pelan, emang aduan banget anak ini. "Suka-suka Wuyo aja lah ya. Sebentar, Daddy keluar bentar,"
"Tuh kan Daddy mah, masa Wuyo nya ditinggalin,"
"Ya kan cuma 10 menit aja, mau beli sparkling, Daddy haus,"
Meskipun Wooyoung mernengek, tapi Hongjoong tetep keluar buat nemuin seseorang yang udah nunggu Hongjoong diluar ruang UGD. Seorang dokter muda berperawakan lebih besar dan lebih tinggi dari Hongjoong, dokter Baenji namanya, dokter pribadi Wooyoung. Iya, diem-diem Hongjoong dan Seonghwa nyari dokter pribadi buat Wooyoung tanpa sepengetahuan siapapun termasuk Jongho dan bahkan Wooyoung sendiri.
"Maaf nunggu lama," Hongjoong langsung duduk di samping dokter Baenji, gak bisa di pungkiri, mata Hongjoong di penuhi raut kecemasan. "Kondisi lobus baru di tubuh Wuyo udah bagus, hanya saja, kemajuannya lambat. Kalau memungkinkan, bisa transplatansi satu kali lagi, tapi kalau memungkinkan juga gak masalah. Tapi itu artinya, Wuyo butuh waktu yang cukup lama buat pulih kembali,"
"Kondisi Wuyo memungkinkan buat operasi ulang? Maksudnya, dia punya hemofilia,"
Dokter Baenji ngangguk mengiyakan. "Memungkinkan, terlepas dari hemofilianya, hasil check nya bagus,"
"Ada berapa antrean buat dapet hati yang baru?" Tanya Hongjoong.
"Ratusan," Jawab dokter Baenji. "Saya pasti akan mengusahakan yang terbaik meskipun Wuyo gak dapet cangkok hati,"
"Apapun metodenya, gimanapun prosedurnya, berapapun biayanya, lakukan yang terbaik buat Wuyo," Kata Hongjoong dengan tegas.
Karena Hongjoong gak nyerah, dia tetep akan mengusahakan apapun biar Wooyoung sembuh total dan bisa lepas dari masalah kesehatan hatinya. Meskipun dokter udah menyatakan kalo Wooyoung akan baik-baik aja seiring berjalannya waktu, tapi rasanya Hongjoong gak puas. Hongjoong gak mau ada kerusakan sedikitpun di tubuh Wooyoung.
"Hongjoong," Dari kejauhan, Seonghwa manggil Hongjoong sambil melambaikan tangannya. Ada Haruto juga disamping Seonghwa.
Hongjoong senyum, dia nyambut Seonghwa dan Haruto dengan hangat. "Ini anak saya yang paling kecil dok, namanya Haruto,"
Haruto dengan sopan menjabat tangan dokter Baenji. "Pak Hongjoong punya tiga anak yang ganteng-ganteng ya ternyata. Kalo gitu saya pamit dulu ya, buat ambil medical check upnya Wuyo,"
Dokter Baenji pun pamit pergi, ninggalin Hongjoong, Seonghwa dan Haruto. Tatapan Seonghwa mendadak penuh kekhawatiran, entah kenapa kalo Hongjoong udah ngobrol sama Dokter Baenji rasanya Seonghwa gak bisa tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
530 Backward
FanfictionThe childhood that flies by, flowing like rubbish down the river, fades into oblivion. Childhood promises are stupid words that can't be kept. Jongho carved a name, only to remember and love for the rest of his life. Wooyoung who is so childish a...