Memutuskan buat menyelesaikan book ini.
•••
"Dek , bangun dulu. Kenapa nih, panas banget ini badan,"
Haruto otomatis buka matanya ketika tubuhnya sedikit diguncang sama seseorang. Dan yang pertama kali dia lihat adalah wajah Daddynya, tatapannya keliatan khawatir banget. Kemudian Haruto memandang ke sekelilingnya, dimana semua orang udah pada tidur. Kak Wuyonya lagi tidur di ranjang sama Mommy Hwa, Kak Jonghonya juga tidur dengab posisi duduk di salah satu kursi. Dan juga, sumber mimpi buruknya, Kim Hongjoong.
"Daddy okay?" Tanya Haruto, tiba-tiba yang bikin Hongjoong kebingungan. Masalahnya, yang perlu dikhawatirkan tuh justru Haruto sendiri.
"Ya Daddy gapapa dek. Ini Adek tidurnya menggigil, keringetan, panas juga. Ada yang sakit dek? Ke IGD aja dah yuk, gak tenang nih Daddy,"
Tiba-tiba Haruto meluk Hongjoong, erat banget sampe nangis di perut Daddynya. Gak tau kenapa, mimpinya kerasa nyata banget dan Haruto yang menyesal karena gak pernah mau meluk Daddy sekarang mulai menurunkan gengsinya. Haruto gak mau ditinggalin Daddy dan berakhir nyesel. "Adek mimpi Daddy di turn off sama tuhan," Katanya.
"Bahasanya," Protes Hongjoong. "Gapapa lah gak usah sedramatis itu, pertanda Daddy panjang umur," Tapi Hongjoong tetep bales pelukannya Haruto. Agak terharu aja gitu karena dipeluk anaknya yang paling diem dan gengsinya selangit.
Hongjoong juga ngambil air putih buat ngasih minum Haruto. Sambil Haruto minum, sambil Hongjoong ngelusin kepalanya. Poni panjangnya dia singkap ke atas dan memperlihatkan jidat Haruto. Kalo dipikir-pikir, Hongjoong gak pernah meluk dan ngelusin anak bungsunya dan sekarang akhirnya Hongjoong bisa. Termasuk bisa liat bekas luka jahitan di dahi Haruto yang gak pernah bisa hilang.
"Panjang mulu ini poni, gak mau dipendekin aja Dek? Gapapa lah bekas luka kaya gini mah, tanda-tanda lelaki sejati,"
Jadi Haruto pernah jatoh waktu kecil, waktu dia belajar sepeda buat pertama kalinya dan yang ngajarinnya itu Wooyoung. Dahinya sobek, dijahit dan ada bekas luka yang bikin Haruto gak percaya diri. Makanya, Haruto gak bisa kalo poninya gak panjang.
"Daddy ada sakit jantung kan kaya Kakek?"
Hongjoong tuh kaya dapet headshot waktu dapet pertanyaan kaya gitu dari Haruto. Hongjoong bahkan sempet diem sebentar sebelum akhirnya jawab dengan jujur. "Iya , Daddy belum lama ini divonis ada riwayat yang sama kaya Kakek. Tapi bagusnya, Daddy lagi dalam perawatan dibantu Mommy. Aman lah itu," Jelasnya.
Haruto bisa bernafas lega sekarang, mulai mentralkan detak jantungnya dan kembali rebahan di sofa. Baru juga jam tiga pagi, masih banyak waktu buat tidur lebih lama tapi Haruto rasanya trauma buat tidur. Mimpi Daddynya meninggal masih kebayang-bayang dibenaknya.
"Tidur lagi sok, jangan dipikirin, Daddy panjang umur," Hongjoong narik selimut halus itu buat nutupin badan Haruto sampe ke dada. Gak lupa juga buat ngusak surai hitam Haruto biar anak bungsunya ini bisa tidur. "Kak Wuyo belum dapet donor hati, Kak Wuyo sama Adek juga belum merid, Yara masih bayi. Gak mau lah Daddy mati dulu, belum selesai urusan,"
"Hidup dan mati bukan cabe-cabean dipasar yang bisa ditawar Dad," Jawab Haruto. "Tapi yaudalah, tawar aja,"
"Cie , sayang sama Daddy nih ceritanya? Gengsian banget sih ini anak lanang,"
"Shut up Dad , mau lanjut tidur,"
Hongjoong ketawa waktu Haruto berbalik dan mejamin matanya, munggungin Hongjoong. Gak butuh waktu lama, Haruto pun tidur nyenyak kembali setelah merasa lega karena ternyata meninggalnya Hongjoong cuma mimpi. Sementara Hongjoong sendiri gak tidur sama sekali, memilih buat jagain istri dan anak-anaknya. Masalahnya Wooyoung suka kebangun dan rewel dan Hongjoong gak mau kalo nanti Wooyoung rewelin Seonghwa, jadilah Hongjoong gak tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
530 Backward
FanfictionThe childhood that flies by, flowing like rubbish down the river, fades into oblivion. Childhood promises are stupid words that can't be kept. Jongho carved a name, only to remember and love for the rest of his life. Wooyoung who is so childish a...