Sekilas konfliknya keliatan berat, tapi sebenernya enggak kok:( jgn ikut stressed ya. Beneran gk berat kok. Kita tau sekuat apa JH dan SH, sekaya apa DH dan HJ, dan seluas apa koneksi mereka. Jadi sans ajah♡
•••
"Kasih tau Wuyo satu cerita, kenapa Mommy buang Jongho sama Wuyo? Kenapa Mommy gak sayang sama kita? Kenapa Mommy jadi antagonis di hidup Wuyo sama Jongho? Ceritain, Wuyo dengerin kok, terlepas dari itu bohong atau benar,"
Sekarang Wooyoung dan Miyeon lagi duduk dan ngobrol santai di Coffee Shop. Wooyoung ninggalin 'Hongjoong' alias motor merah mudanya di tempat semula dan mencoba buat ikutin ajakan Miyeon. Wooyoung sadar kok, Wooyoung gak bisa selamanya jadi pengecut. Selama ini Wooyoung selalu jadi pihak yang gak tau apa-apa, selalu di anggap anak kecil dan dilindungi fisik dan hatinya. Sesekali, Wooyoung sebagai anak pertama harus menghadapi ini sendiri.
"Wuyo, Mommy gak pernah sedikitpun nyakitin Wuyo atau berusaha melukai Wuyo. Mommy sayang sama Wuyo. Mommy bukannya buang Wuyo, tapi kehidupan Wuyo akan lebih terjamin sama Daddy dari pada sama Mommy. Wuyo ngerti kan?"
"Kenapa dulu Mommy jahat ke Jongho? Mommy juga berusaha nabrak Mommy Hwa sama Jongho tadi pagi,"
"Karena itu Jongho," Jawab Miyeon. "Oke Mommy akui, Mommy selalu berbuat kasar ke Jongho. Tapi Mommy gak pernah kaya gitu kan sama Wuyo? Mommy sayang sama Wuyo, semuanya Mommy lakukan buat Wuyo. Mommy bawa Jongho waktu itu biar Daddy Minhyuk gak ngambil Wuyo. Hidup terlalu berharga dan Wuyo juga terlalu berharga buat Mommy,"
Wooyoung ngusap air matanya dengan bibirnya yang terus dipaksa senyum. "Wuyo gak punya sedikitpun rasa sayang sama Mommy, Mommy gak berharga kok buat Wuyo. Meskipun Wuyo sering malu karena harus hidup sama orang asing, tapi Wuyo bersyukur. Daddy sama Mommy Hwa baik,"
"Wuyo," Miyeon nutup mulutnya buat nahan tangisannya. Dihadapannya ini putranya, putra kesayangannya. Sekarang Wooyoung udah tumbuh besar dan pengen rasanya Miyeon meluk Wooyoung. "Peluk Mommy sekali aja, boleh ya?"
"Gak mau," Jawab Wooyoung. "Ayo ceritain ke Wuyo, kan tadi Wuyo suruh Mommy buat cerita,"
"Mommy gak punya apa-apa, Mommy juga hidup sendirian, makanya Mommy biarin Wuyo tinggal sama Daddy. Daddy juga sayang banget sama Wuyo, banyak di sana yang sayang sama Wuyo. Tapi bukan berarti Mommy gak sayang sama Wuyo,"
Percakapan mereka berhenti ketika Mingi dan Yunho dateng buat nyusul Wooyoung. Mereka dari tadi nyari keberadaan Wooyoung, untung ada beberapa orang yang tau kalo Wooyoung masuk ke Coffee Shop. Mingi tau banget kalo wanita ini Miyeon, Mingi juga tau seberapa bahayanya orang ini buat Wooyoung.
"Ngapain di sini? Lain kali kalo mau pergi agak jauh tuh bilang dulu," Ujar Mingi. "Ay, bawa Wuyo pulang duluan ya. Nanti aku nyusul, tapi jangan ngebut,"
"Yuk bayik, jangan nangis dong," Yunho ngusap air mata di wajah Wooyoung dan lekas bawa Wooyoung buat pulang. Wooyoung langsung meluk Yunho dan nangis hebat di dekapan Yunho.
Setelah mastiin Yunho bawa Wooyoung pergi, Mingi duduk dihadapan Miyeon. "Tante inget aku kan? Aku Mingi," Ucapnya.
"Ah iya Mingi, udah besar banget sekarang. Gimana kabar orang rumah?"
"To the point aja. Aku tau tante ini Mommynya Wuyo tapi tolong jangan sembarangan bawa Wuyo pergi. Aku gak akan pernah tau niat tante apa, tapi aku pastiin, tante gak akan bisa melakukan hal-hal buruk ke Wuyo dan kalo sampe itu terjadi, gak satu dua orang yang akan membalas perbuatan tante. Permisi,"
Setelah itu Mingi pergi, ninggalin Miyeon yang merenung sendirian dengan tetesan air mata. Sampai seorang pria duduk tepat disamping Miyeon. "Gimana? Kamu setuju kalo Wooyoung?" Tanya dia. Iya, dia Minhyuk, mantan suami Miyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
530 Backward
FanfictionThe childhood that flies by, flowing like rubbish down the river, fades into oblivion. Childhood promises are stupid words that can't be kept. Jongho carved a name, only to remember and love for the rest of his life. Wooyoung who is so childish a...