37 : Bad Liar

1.7K 216 135
                                    

"Gaon, Kakak kamu itu brengsek banget, aku harus siapin hati yang sekuat apa? Haruskah aku kuliah S1 kesabaran biar  jadi sarjana sabar? Aku gak kuat Gaon, kalo aja aku tau semua bakal sia-sia kaya gini, aku gak akan pernah mau menikah sama Jongho. Gak mau percaya sama Jongho,"

Yeosang nangis disamping makam Gaon, nisannya dipegangin dan sesekali dipelukin saking putus asanya seorang Yeosang.

"Kesalahan aku banyak ya sampe aku dapet karma yang segini sakitnya, kamu udah maafin aku belum? Kamu bilang Jongho orang yang tepat buat aku, kamu bilang Jongho orang baik, kamu bilang Jongho sayang sama aku. Tapi, kamu kok bohong,"

Udah setengah jam lebih Yeosang mengeluh didepan rumah Gaon, ceritain semua isi hatinya dan nangis-nangis kaya gini, sedikit berharap Gaon bisa denger.

"Kamu kalo masih di sini berani gak mukulin Kakak kamu? Pukul aja, pukul sampe jera. Aku gak bisa begini terus, kedepannya harus gimana? Aku bisa bertahan demi amak dia di perut aku, tapi gimana sama hati aku sendiri? Dia ciuman sama perempuan tanpa rasa bersalah,"

"Yeo, belum selesai?" Tanya Jongho dibelakang Yeosang. Jadi memang mereka berangkat bareng buat mengunjungi makam Gaon, buat sama-sama mendoakan juga. Jongho juga membiarkan Yeosang berkeluh kesah sesuka hatinya sama Gaon.

Yeosang ngangguk sambil ngusap air matanya. "Udah kok, gak tau pun Gaon dengerin aku atau enggak," Jawabnya.

"Yaudah berdiri yuk, belanja sekarang," Jongho bantuin istrinya berdiri, di bersihin juga lututnya dari tanah kering. Gak lupa, Jongho bantuin Yeosang pake lagi cardigannya karena cuaca lagi dingin banget.

Sebelum bener-bener melangkah, Jongho natap dulu mata dan wajah cantik Yeosang. Kulit putih itu jadi merah sekarang dengan jejak-jejak air mata di pipinya. Didekapnya tubuh kecil Yeosang sampe tenggelam dipelukannya. "Aku keterlaluan ya Bu? Maaf ya? Nanti berusaha lebih baik lagi buat kamu dan Optimus Prime," Ucapnya.

Yeosang cuma ngangguk dan mengeratkan pelukannya di tubuh Jongho. Entah hubungan apa yang lagi mereka jalani, toxic banget.

"Kamu harus inget kalo manusia gak selalu bisa berdiri di titik kuat, kalo aku udah bener-bener jatuh, aku bisa pergi dari kamu. Aku gak tau ini itu proses menguatkan mental aku sebagai istri dan calon ibu, atau proses menghancurkan diri sendiri. Kamu tuh jahat banget Jongho," Tangis Yeosang pecah, memang udah sakit hati dan cape banget sama rumah tangganya sama Jongho.

"Aku gak akan ngulangin hal itu, gak akan, Yeo.  maafin aku ya?"

Yeosang natap mata Jongho dengan mata beningnya. "Kamu gak bisa dipercaya dan aku gak percaya sama kamu, tapi kamu tau kan aku bakal tetep bertahan disini sekuat yang aku bisa. Mengesampingkan separah apa aku kecewa sama kamu,"

Yeosang melangkah duluan menuju tempat mobil mereka terparkir, ninggalin Jongho yang masih merenungkan semuanya. Jongho bingung, harus gimana lagi dia menyikapi hidupnya sendiri. Lepas dari dunianya ya belum bisa, tapi di sisi lain, istri dan anaknya juga penting.

Dari pemakaman, mereka pergi menuju mall buat beli peralatan bayi yang udah mulai mereka cicil dari sekarang. Jujur aja, uang mereka terbatas meskipun dapet support penuh dari orang tua. Jadi mulai cicil baju-baju dari sekarang buat Optimus Prime.

Yeosang selalu masukin barang unisex karena mereka belum tau anak mereka nanti laki-laki atau perempuan. Dominan beli warna kuning atau hijau biar kaya perpaduan matahari dan bumi yang hijau katanya.

Jongho ngambil sepasang sepatu warna Lilac dengan hiasan bunga lavender, cantik banget, apalagi Jongho suka warna ini. "Sayang, beli ini ya?" Jongho minta persetujuan.

"Aku udah bilang cari barang unisex Jong, itu sepatu perempuan,"

"Aku pengen beli ini, beli aja ya, agak mahal tapi gapapa. Coba tanya dulu dia suka gak?" Jongho ngasih sepatu ke Yeosang, biar Yeosang yang tanya sendiri ke bayi mereka. Soalnya Yeosang udah gak mengizinkan lagi Jongho ngobrol sama Optimus Prime.

530 BackwardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang