The childhood that flies by, flowing like rubbish down the river, fades into oblivion. Childhood promises are stupid words that can't be kept. Jongho carved a name, only to remember and love for the rest of his life. Wooyoung who is so childish a...
Aku gak lagi membuat keajaiban, Wooyoung memang masih bisa selamat. Cuma memang kondisinya memburuk karena penyakit bawaannya dan prosedur pembedahan yang kurang baik. Seperti yg kita tau, Wooyoung di bedah sama satu orang dokter dan bukan di rumah sakit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Udah 48 jam sejak hilangnya Wooyoung, segala cara udah dilakukan Hongjoong, semaksimal mungkin. Polisi udah turun tangan, Younghoon dan Bapak juga dateng buat ikut membantu. Tapi kali ini Hongjoong udah kelelahan banget, dia gak tidur, gak makan berat juga. Tiap kali Ibu atau Kak Jeonghan nyuruh istirahat, kemudian Hongjoong pulang, rasanya susah ketika dia liat foto Wooyoung terpajang dibingkai besar. Senyum Wooyoung dan tawanya bener-bener nempel di pikiran Hongjoong, dan itu gak bisa membawa Hongjoong ke dalam tidurnya. Hongjoong pengen cepet-cepet bawa pulang Wooyoung ke rumah ini.
"Mars, aku belum bisa bawa pulang Wuyo, maaf ya?"
Seonghwa ngangguk dengan senyumannya yang tulus. "Banyak banget yang sayang sama Kak Wuyo, banyak yang bantu nyari Kak Wuyo. Kamu kecapean Joong, ayo tidur dulu. Istirahat dulu gapapa,"
"Ini aku mau makan. Kamu mau istirahat dimana? Kak Jongho juga lagi istirahat, di kamarnya Kak Wuyo,"
Jongho juga gak jauh beda sama Hongjoong, kecapean banget. Jongho ngerasa tubuhnya butuh tenaga buat kembali berusaha, jadi tidur sebentar dikamarnya Wooyoung karena jujur, Jongho kangen banget sama Wooyoung.
"Aku juga di atas aja Mars, di kamarnya Wuyo ya. Mau tidur sama Jongho," Jawab Hongjoong.
Setelah mendapatkan anggukan dari Seonghwa, Hongjoong pun naik ke atas dan masuk ke dalam kamar Wooyoung. Hari juga udah makin malem. Di dalem sama gelap, Hongjoong nyalain lampu kamar. Di sana udah ada Jongho yang tidur di atas ranjang Wooyoung, dan Haruto yang tidur di karpet merah muda kesayangannya Wooyoung sambil meluk boneka gede punya Wooyoung. Hongjoong senyum tipis dan memutuskan buat ikut tidur disamping Haruto.
"Dad, Kak Wuyo belum pulang?" Tanya Haruto dengan suara yang pelan.
Hongjoong menggeleng, dilihatnya mata Haruto udah sembab banget. "Belum, Adek udah berdoa kan buat Kak Wuyo?"
"Udah, tapi mungkin doa nya belum nembus ke langit. Dad.." Haruto nangis juga akhirnya, bukan sekedar ngeluarin air matanya, tapi yang bener-bener nangis. "Kalo Kak Wuyo kenapa-kenapa gimana? Siapa orang yang berani ngambil Kak Wuyo sih dad?"
Wooyoung memang berisik, ngeselin banget, usil nya gak ada obat. Tapi ketika Wooyoung gak ada, rumah ini berasa bukan rumah. Dan Haruto kangen atensi Wooyoung meskipun ini baru dua hari sejak Wooyoung gak ada. Haruto gak tau diluar sana Wooyoung lagi ngapain dan kenapa. Haruto takut Wooyoung di sana gak ketawa, Haruto takut Wooyoung justru lagi nangis dan kesakitan.
