Happy Reading!
-Seoul, 06.30 am
Kriingggg
Bip bip~
Kriingggg
Bip bip~
Terdengar suara alarm yang bersahutan dari ponsel dan jam weker di sebuah kamar nan tampak luas, namun penghuni kamar tersebut tidak terusik sama sekali akan suara yang memekakkan telinga itu, tapi hal tersebut tidak berselang lama sampai..
Brak
Brak
"YAA!! Are you still sleeping? Sudah jam berapa ini? atau kau akan melewatkan sarapan mu bersama kami dan telat untuk berangkat bekerja?" terdengar teriakan dari seorang wanita paruh baya di balik pintu yang masih tertutup dengan rapat.
".."
"Aiishhh anak ini benar benar" gumamnya tidak habis pikir.
Merasa kesal karena tidak kunjung mendapatkan jawaban, wanita paruh baya itu memilih untuk membuka pintu kamar, dan beruntung pintunya tidak dikunci.
Ceklek
"Ya ampun, apa dia tidak terganggu sama sekali dengan suara alarm yang sangat berisik ini? dia tidur atau pingsan?" gumam wanita itu.
Ia hanya bisa menggelengkan kapala pelan, dilihatnya posisi tidur sang anak yang terlentang dengan satu kaki diluar selimut dan hanya memakai celana pendek rumahan berwarna kuning dengan atasan baju kaos tanpa lengan.
Wanita paruh baya yang merupakan Ibu dari sang pemilik kamar itu memilih melangkah masuk mendekati nakas yang terletak di samping tempat tidur, lalu meraih jam weker dan ponsel yang masih saling bersahutan untuk mematikannya.
Sebelum membangunkan si pemilik kamar si Ibu meraih remot kecil dan menekan salah satu tombol yang ada disana, dan dengan secara otomatis gorden pada jendela kaca besar itu terbuka secara perlahan.
"Eunghh~" cahaya matahari yang masuk kedalam kamar sukses mengusik tidur nyenyak si pemilik kamar, karena cahaya yang masuk langsung mengenai wajahnya yang kebetulan tidur dengan kepala menghadap ke arah jendela kaca yang baru saja dibuka.
Merasa terganggu akan silaunya cahaya matarahi, dia segera merubah posisi tidurnya miring ke kanan lalu menarik selimut untuk menutupi kepalanya, dan kembali tidur.
"Astagaa Lalisa! Apa kau tidak mendengar suara alarm mu yang berisik itu? kau tidur atau pingsan huh?" si ibu kembali meninggikan suaranya, ia msih pada posisi yang sama, berdiri di samping tempat tidur dengan kedua tangan di pinggang sambil menatap sang anak yang kembali masuk ke alam mimpinya.
".." Yang diteriaki tidak memberikan respon sama sekali.
"Ya tuhaaannn~ anak siapa dia?" gerutu si ibu yang mulai habis kesabaran dengan si anak.
Ia mendekati tempat tidur king size itu kemudian menarik selimut sang anak yang menutupi kepalanya lalu menepuk pelan pipi Lisa. Sekesal kesalnya si Ibu, dia tidak akan pernah berlaku kasar pada anaknya.
"Hei sayang bangun nak, ini sudah jam tujuh pagi dan kau harus bekerja"
Sebenarnya saat Lisa merubah posisi tidurnya ia sudah tidak bisa lagi untuk kembali tidur, hanya saja ia masih betah untuk memejamkan matanya, namun saat merasa pipinya ditepuk dengan lembut, Lisa mulai meregangkan otot ototnya yang terasa kaku dan mengerjapkan mata secara perlahan. Setelah setengah nyawanya terkumpul Lisa menyipitkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang memenuhi kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Life (JENLISA)
RandomG!P & konflik ringan Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, siapa yang menyangka jika Lisa seorang CEO dari salah satu perusahaan raksasa itu melabuhkan cintanya pada Jennie seorang dokter cantik yang pertama kali ia temui karna ketidaksengaja...