Happy Reading!
-
Musim semi telah usai memasuki musim panas dimana suhu udara semakin hari semakin meningkat di awal bulan Juni ini, terhitung sudah satu bulan berlalu semenjak Jennie dan Lisa bertolak ke Los Angeles.Saat itu akhirnya mereka menghabiskan waktu lima hari untuk liburan, sebelum akhirnya mereka kembali ke Seoul karena pekerjaan Lisa yang tidak bisa ditanggalkan terlalu lama.
Dengan begitu usia kandungan Jennie pun ikut bertambah, berdasarkan perhitungan dari hari perkiraan lahirnya, Jennie akan melahirkan dalam minggu ini.
Jennie juga sudah melakukan check up terakhirnya satu minggu yang lalu, dengan hasil anaknya yang sehat dan kepala janin yang sudah turun dan siap untuk lahir, dan kabar baiknya Jennie bisa melakukan persalinan secara normal.
Semua orang yang mendengar kabar itu tentu merasa bahagia khusus nya Lisa dan Jennie yang sudah tidak sabar untuk bertemu dengan anak kedua mereka.
Dan dua hari yang lalu Jennie sudah mulai merasakan kontraksi palsu, namun yang membuatnya sedih di saat saat seperti itu justru Lisa tidak ada disisinya.
Jennie pov
Tidak terasa sekarang usia kehamilanku sudah cukup untuk melahirkan, namun aku baru merasakan kontraksi palsu dua hari yang lalu, dan sampai hari ini aku belum mendapatkan tanda tanda lainnya.
Aku tidak sabar menunggu malaikat kecil ini lahir ke dunia, tapi disaat seperti ini justru Ayah dari anakku harus terbang ke Norwegia dari seminggu yang lalu karena ada hal penting yang harus ia urus disana dan tidak bisa diwakilkan.
Sedih? Tentu saja karena aku membutuhkan nya di sisiku, aku membutuhkan sosok penyemangat seperti dia agar aku bisa lebih tenang melewati fase ini, tapi apa boleh buat dia seperti itu juga untuk kami jadi tidak ada yang bisa aku lakukan selain sabar menunggunya pulang.
Aku hanya bisa berharap semoga aku melahirkan saat dia sudah ada dirumah, seperti pesannya kepada adik, sebelum pergi dia meminta adik baby lahir nanti setelah dia pulang ke rumah dan itu terbukti sampai saat ini aku belum merasakan apapun lagi.
Dan bersyukurnya malam ini suamiku akan tiba di Seoul, aku bahagia tentu saja, selama Lisa terbang ke Norway aku ditemani oleh Ibuku di mansion, hanya Ibuku karena Ibu mertuaku masih di Swiss dan rencananya baru akan pulang ke Seoul lusa nanti.
Saat ini aku tengah menemani anak pertamaku bermain sepeda yang baru saja di belikan oleh Grandpa nya dua hari yang lalu, kami bermain di depan mansion bersama dengan Yuna juga karena sore ini tidak terlalu panas jadi aku mengizinkannya bermain diluar.
Sedangkan Ibuku dia baru saja pulang ke mansion Kim dari satu jam yang lalu untuk menyiapkan keperluan Ayah ku dan nanti sebelum jam makan malam dia akan tiba lagi disini.
"My duduk cini!" Pinta Eyden menepuk tempat duduknya dan menggeser pantatnya ke depan.
"Aa~ so sweet sekali anak Mommy, tapi badan Mommy berat, Mommy tidak bisa duduk disana" melasku berpura pura sedih.
"Ich ote Mommy, danan cedih eoh" ucapnya berlagak seperti orang dewasa yang membuat hatiku memekik gemas, dia benar benar Lisa versi sachet yang bermulut manis.
"Mommy tidak sedih, nanti adik saja yang duduk disana.. bolehkah?" Tanyaku pada Eyden yang memakai helm lengkap dengan pelindung siku dan lututnya.
"Adik cudah lahil?" Polosnya.
"Belum, ini adik masih di dalam perut Mommy" ucap ku sambil mengelus perutku.
"Eum.." dia menganggukkan kepalanya lalu kembali menggerakkan kakinya dengan tertatih untuk menjalankan sepedanya, Grandpa nya membelikan balance bike atau sepeda tanpa pedal dan dia baru belajar mengendarainya selama dua hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Life (JENLISA)
RandomG!P & konflik ringan Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, siapa yang menyangka jika Lisa seorang CEO dari salah satu perusahaan raksasa itu melabuhkan cintanya pada Jennie seorang dokter cantik yang pertama kali ia temui karna ketidaksengaja...