Chapt 85

7.8K 589 72
                                    

Happy Reading!

-

Tiada kata yang bisa mengungkapkan betapa bahagianya sepasang suami istri yang baru saja kembali dihadiahi seorang malaikat kecil ditengah keluarga kecil mereka.

Ucapan syukur tidak henti hentinya terucap dari mulut keduanya, begitupun dengan orang orang terdekat yang turut berbahagia atas kebahagiaan yang tengah menghampiri keluarga mereka, semuanya menyambut kehadiran bayi yang berjenis kelamin laki-laki itu dengan penuh suka cita.

Setelah tadi Jennie melahirkan anak keduanya yang sehat dan lengkap tidak kurang satupun dengan lancar dan selamat, Jennie kembali dipindahkan ke ruang rawat inap vvip setelah sebelumnya ia mendapatkan beberapa jahitan di area intimnya.

Sedangkan bayi mereka dibawa oleh perawat untuk dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh setelah tadi Jennie sempat menyusui nya untuk pertama kali, sesuai keinginan Lisa, tadi ia menjadi orang pertama yang memeluk anaknya setelah dibersihkan, dan hal itu sukses membuat air matanya berjatuhan.

Saat ini semuanya sudah kembali masuk ke ruangan Jennie dan sekarang Jennie sedang tidur untuk mengumpulkan kembali tenaganya yang sudah terkuras habis selama diruang bersalin.

Lisa pov

Dengan bertambahnya kebahagiaan kami saat ini, berarti tanggung jawab kami sebagai orang tua juga ikut bertambah, yang biasanya kami hanya harus merawat dan mendidik satu orang anak, sekarang sudah bertambah lagi menjadi dua.

Hal mengejutkan lainnya adalah anak kedua kami ternyata juga laki-laki, aku bahagia tentu saja bahkan sangat bahagia walaupun aku pernah berucap menginginkan anak perempuan, tapi itu hanya sebatas rasa ingin saja bukan menuntut istriku harus melahirkan anak perempuan, sama sekali tidak begitu.

Saat ini kami sudah berada di ruang rawat inap lagi, istriku sedang tidur sedangkan aku dan kedua mertuaku memilih untuk makan karena kami belum sempat makan siang, ini sudah sangat telat untuk makan siang bahkan ini sudah sore.

"Kenapa mereka lama sekali?" Tanya Ibu mertuaku.

"Mungkin mereka mampir ketempat lain dulu Mom" jawabku setelah menelan makananku.

Mommy Yejin menanyakan anak pertamaku yang tadi pagi kami tinggal dalam keadaan menangis, aku terpaksa meninggalkannya di rumah karena takut konsentrasi Jennie untuk melahirkan jadi terpecah.

Namun tidak lama setelah Jennie kembali ke ruang rawat, aku menelfon Yuna dan menyuruh mereka datang ke rumah sakit, agar anak pertamaku bisa melihat adik yang sering ia ajak bicara saat masih di dalam perut Ibunya, agar dia juga bisa merasakan kebahagiaan yang tengah kami rasakan.

"Oh ya, Mommy hanya ingin memberi saran, kalau teman teman kalian ingin berkunjung hari ini, lebih baik ditolak dulu saja, agar kalian bisa beristirahat dulu malam ini, bukan melarang mereka untuk datang, tapi pikirkan juga waktu istirahat kalian" ucap Mommy Yejin.

"Aku juga memikirkan hal yang sama Mom" angguk ku yang juga memang sudah berniat untuk melarang mereka datang hari ini ke rumah sakit, agar istriku bisa beristirahat.

"Daddy dengar kau bahkan baru tidur beberapa jam saja setelah kemarin kau baru kembali dari melakukan perjalanan panjang" timpal Ayah mertuaku.

"Iya Dad, aku ingin tidur tapi mataku tidak bisa diajak bekerja sama, mungkin karena terus memikirkan mereka, tapi sekarang aku sudah jauh lebih lega" ucapku lalu meminum air mineral botol yang ada di atas meja di hadapanku.

"Itu wajar, tapi jangan sampai kau memaksakan dirimu dan mengabaikan waktu istirahatmu, ingat mereka membutuhkanmu" wejang Mommy Yejin.

"Aku akan Mom, Dad" anggukku.

Our Love Life (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang