Chapt 94

7.7K 600 64
                                    

Happy Reading!

-


Seperti yang sudah direncanakan oleh keluarga Kimanoban, libur akhir tahun ini mereka sekeluarga akan bertolak ke Auckland, New Zealand.

Oleh karena itu sore ini Jennie disibukkan dengan mengurusi ketiga jagoannya untuk mereka bersiap, Jennie sengaja meminta kepada Lisa untuk mereka melakukan penerbangan malam, agar dipesawat anak-anak lebih banyak tidur, sehingga mereka tidak rewel akibat bosan terlalu lama di pesawat.

Lisa menyanggupi karena yang paling penting adalah kenyamanan anak dan istrinya, lagi pula itu bukanlah hal sulit untuknya karena mereka akan terbang menggunakan private jet jadi semua bisa diatur.

Kembali pada Jennie yang sedang bersiap didepan meja rias, ia tengah mempercantik dirinya walaupun mereka akan terbang menggunakan private jet dan tidak akan ada banyak orang yang melihat mereka, tapi tetap saja penampilan itu harus diperhatikan sekalipun sudah menjadi ibu dua anak.

Jennie bersiap paling akhir karena dia harus mengurus ketiga bayinya terlebih dahulu, jika tidak seperti itu maka Jennie akan dibuat pusing sendiri oleh ketiganya.

Sekarang ketiga jagoan Jennie itu sudah turun ke lantai satu, mereka sedang bersantai diruang tengah sambil menunggu Jennie yang sudah tiga puluh menit lebih bersiap, tapi sampai saat ini tidak kunjung selesai.

"Ayo pelgi cekalang Dy~" rengek Eyden yang sudah tidak sabar keluar, Eyden mendekati Lisa yang sedang memangku Cio yang mulutnya tersumpal oleh baby pacifier.

"Sabar sayang, Mommy belum selesai" jawab Lisa mengangkat tangannya untuk melihat jam.

"Mommy tinggal caja" ucap Eyden yang berdiri diantara kedua kaki Lisa yang duduk disofa.

"Kalau ditinggal, nanti Mommy kita diambil orang, Hyeong mau Mommy diambil orang?" ucap Lisa merapikan poni Eyden.

"Ani" geleng Eyden.

Berkali kali Lisa menoleh ke arah tangga, tapi Jennie tidak kunjung menampakkan batang hidungnya, Lisa selalu dibuat kesal jika harus menunggu Jennie bersiap seperti sekarang, karena Jennie akan menghabiskan waktu satu jam hanya untuk bersiap.

Tapi dia juga tidak berani mendesak Jennie agar bergerak cepat karena dia sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya jika dia berani mengusik ketenangan istrinya, jadi dia lebih memilih untuk sabar.

"Hyeong panggil Mommy! tapi jangan naik tangga dari bawah saja!" Perintah Lisa.

Eyden menuruti perintah Ayahnya, ia mendekati tangga, sesampainya di depan tangga Eyden menarik nafas dalam detik berikutnya..

"MOMMY!" Teriak Eyden.

Sementara itu dikamar dilantai dua, Jennie baru saja memakai lipstiknya dengan tenang, tapi setelah mendengar teriakan dari sang anak Jennie dibuat mendengus karena ketenangannya terganggu.

"Hah.. kenapa anak dan Ayah sama saja, tidak sabaran" sewot Jennie berdiri lalu mengecek kembali penampilannya di depan cermin.

Merasa penampilannya sudah rapi Jennie memasukkan lipstik dan ponselnya kedalam tas, yakin sudah tidak ada yang tertinggal Jennie keluar dari kamar untuk turun menyusul suami dan anak anaknya.

"MOMMY~"

"Iya sayang ini Mommy disini, tidak perlu berteriak" ucap Jennie menuruni anak tangga.

"Cepat Mommy, ini cudah jam cepuluh" tukas Eyden asal dengan kedua tangan di pinggang.

"Mwo? Jam apa itu?" Kekeh Jennie "Mommy sorry sudah membuat Hyeong menunggu, ayo kita berangkat sekarang" lembut Jennie sesampainya di hadapan Eyden lalu memegang tangan Eyden melangkah mendekati Lisa.

Our Love Life (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang