Chapt 108

5.9K 546 53
                                    

Happy Reading!

-

Setelah memikirkan banyak pertimbangan, Dokter cantik yang sekarang sudah menjadi Ibu dari dua orang anak itu memutuskan untuk kembali bekerja, setelah hampir satu setengah tahun lamanya ia mengambil cuti.

Terhitung sudah satu bulan dia kembali bekerja, Jennie yang tidak tega pada Ayahnya, akhirnya kembali mengemban dua tugas sekaligus, menjadi Dokter dan Direktur rumah sakit.

Memang awalnya Lisa meminta Jennie untuk fokus pada satu pekerjaan saja, tapi setelah Jennie memilih untuk tetap menjalani dua tugas itu Lisa pun tidak marah, dia tetap mendukung apapun yang menjadi pilihan Jennie, dan Jennie merasa sangat beruntung karena suaminya bisa mengerti akan dirinya.

Jennie pov

Memiliki sebuah keluarga dengan dua orang anak tidak menjadi penghalang bagiku untuk terus berkarir, sekarang keluarga menjadi prioritas utamaku, namun menjadi seorang Dokter yang membantu banyak orang adalah impianku sedari kecil.

Aku merasa bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mendukung apapun yang menjadi pilihanku, dan salah satu diantaranya adalah suamiku yang merupakan support system terbesarku hampir lima tahun terakhir ini.

Dia sama sekali tidak protes saat aku memutuskan untuk kembali bekerja, dia tau bagaimana aku mencintai profesi ku sebagai seorang Dokter, dia hanya memberikan wejangan, bagaimanapun aku tetaplah seorang wanita yang sudah bersuami, jadi aku tau mana yang harus menjadi prioritas.

Aku memutuskan untuk tetap duduk di kursi Direktur tanpa melepaskan profesi ku sebagai seorang Dokter, aku merasa kasihan jika Daddy harus banyak bekerja diusianya yang sekarang karena selama aku cuti, dialah yang mengambil alih urusan rumah sakit, awalnya dia mempercayakan seseorang untuk melakukan itu tapi ternyata yang dipercaya bermain api dibelakang.

Semenjak saat itu Daddy mengambil alih urusan rumah sakit, memang rumah sakit sudah menjadi milikku, hanya saja semua pengelolaannya masih berpusat di Kim Group, tapi setelah ini semua akan berpindah ke MNB dan itu sudah disepakati oleh Daddy dan Lisa, tentu aku merasa senang akan hal itu karena aku bisa bekerja bersama suamiku.

Karna keputusanku itulah yang membuatku berada disini sekarang, dirumah sakit sedang berkeliling untuk melakukan pemeriksaan rutin pada beberapa orang pasien yang menjalani rawat inap, seperti biasa aku ditemani oleh asisten ku perawat Sana.

"Apa ada keluhan lain?" Tanyaku yang baru saja melepas earpieces stetoskop dari telingaku, kemudian memasukkannya ke saku jas putih yang sedang aku pakai.

"Tidak ada Dokter, hanya batuk saja, nyerinya juga sudah tidak terlalu terasa" jawab pasien pria paruh baya yang didampingi oleh istrinya itu.

Aku menganggukkan kepala mengerti "tidak perlu khawatir Tuan, itu hal umum yang  terjadi pada pasien pasca pembedahan" jelasku tersenyum ramah.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan kan Dokter?" Tanya sang istri yang berdiri di sisi kiri tempat tidur, sedangkan aku dan Sana berdiri di sebelah kanan, pasien jadi posisi kami saling berhadapan.

"Tidak ada Nyonya, hanya saja nanti saat Tuan Sang merasa ingin batuk jangan terlalu dipaksakan, batuklah dengan teknik yang sudah saya ajarkan seperti sebelum operasi untuk meminimalisir rasa nyeri dari luka operasi"

"Baik Dokter" angguk si istri menoleh pada suaminya sekilas.

"Apa ada hal lain yang ingin ditanyakan?"

"Cukup Dokter Kim"

"Baik kalau begitu kami pamit keluar dulu Tuan, Nyonya.." ucapku yang sedikit membungkuk pada keduanya sebelum akhirnya kami keluar dari ruangan itu.

Our Love Life (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang