Happy Reading!
-
Sudah beberapa hari ini matahari tidak menampakkan dirinya karena tertutup oleh awan tebal yang membuat udara terasa sangat dingin dan menusuk hingga ketulang.Banyak orang menjadikan musim dingin sebagai momen untuk mencari kehangatan, merasakan sentuhan yang nyaman dan memberikan sensasi yang hangat untuk orang terdekat, namun tidak jarang pula yang merasa musim dingin justru menambah suasana sendu nan sepi hingga mengingatkan kepada sesuatu yang harusnya tidak terjadi.
Itulah yang terjadi di kota Seoul hari ini, salju turun menyelimuti kota itu membuat sebagian orang memilih untuk tidak berkegiatan diluar rumah seperti biasanya, tapi tidak sedikit pula yang harus tetap keluar rumah untuk mengemban tanggung jawab yang mereka punya.
Disalah satu mansion, susana hangat itu tetap dirasakan walaupun merasa ada yang kurang diantara mereka, namun dengan adanya malaikat kecil nan aktif di mansion itu membuat rasa 'kurang' itu tidak terlalu terasa.
Mansion itu adalah milik keluarga kecil Kimanoban, dimana Eyden si pria kecil nan aktif itu membuat suasana mansion menjadi ramai.
Tidak terasa sudah empat hari lamanya Lisa meninggalkan Seoul untuk bekerja, selama itulah Jennie dan Eyden merasa ada yang kurang saat dirumah.
Jennie pov
Siang ini aku baru saja pulang dari rumah sakit, aku pulang cepat karena sudah tidak ada lagi yang harus dikerjakan, jadi aku memilih untuk langsung pulang dan menemani anakku dirumah.
Sudah empat hari suamiku di Rusia,
mengurusi perusahaan tambangnya karena terdapat beberapa kendala disana, jadi mau tidak mau ia harus kesana untuk menyelesaikannya secara langsung.Kami baru saja selesai makan siang bersama dan sekarang aku tengah duduk disofa mengawasi Eyden yang sedang bermain diruang tengah dengan mainan yang sudah berserakan dimana mana, tidak hanya aku, tapi ada Yuna juga yang sedang bermain dengan anakku.
Aku menatap jam dinding sekilas, teringat akan sesuatu, aku meraih ponselku untuk menghubungi Lisa dimana jika sekarang di Seoul sudah jam satu siang, di Moskow baru jam tujuh pagi, itu artinya suamiku belum berangkat bekerja jadi aku menyempatkan diri untuk menghubunginya terlebih dahulu.
Aku menatap layar ponselku untuk mencari kontak Lisa dan menghubunginya, aku akan melakukan panggilan video.
Tut~ Tut~
Aku menunggu beberapa saat sampai nada sambung diponselku akhirnya terputus, Lisa tidak menjawab panggilanku, dan aku akan mengulang nya sekai lagi, tapi hasilnya tetap sam.
Khawatir terjadi sesuatu pada Lisa, aku terus mencoba menghubunginya, dan mengulangi hal yang sama untuk beberapa kali, sampai..
Tut~ Tu-
"Hmm" serak suamiku diseberang sana dan terlihat muka bantalnya dengan mata yang menyipit karena merasa silau dengan cahaya dari ponselnya.
"Astaga.. kau baru bangun sayang? Maaf aku mengganggu tidur mu" sesalku.
Satu sisi aku bisa bernafas lega melihat dia baik baik saja, namun di sisi lain aku merasa bersalah harus mengganggu waktu istirahatnya.
"It's oke sayang, hah.. ternyata sudah jam tujuh"
Aku melihat dia yang masih berusaha menyesuaikan matanya yang terkena cahaya ponsel dan beberapa kali menggosok matanya dengan tangan.
Anakku yang tadinya fokus pada mainannya menoleh ke arahku karena dia mendengar suara Daddy nya, ia berlari ke arah ku dan mengambil ponselku begitu saja, sekarang memang dia sangat menempel pada Daddy nya, saat Lisa berangkat kemarin kami sempat mengantarnya ke airport dan dia tidak berhenti menangis melihat Daddy nya pergi, tega tidak tega Lisa tetap harus berangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Life (JENLISA)
SonstigesG!P & konflik ringan Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, siapa yang menyangka jika Lisa seorang CEO dari salah satu perusahaan raksasa itu melabuhkan cintanya pada Jennie seorang dokter cantik yang pertama kali ia temui karna ketidaksengaja...