Chapt 112

5.6K 603 128
                                    

Happy Reading!

-


Setelah menyaksikan kejadian yang membuat Yuna kesal pada partner kerjanya itu, Yuna memutuskan untuk kembali masuk ke kamar Eyden dan menghampiri Eyden yang tadi sempat ia tinggalkan dikamar mandi, dia juga tidak mau terkena amarah tuannya jika ketahuan mengintip mereka yang ada diruang tengah.

Sesampainya dikamar mandi Yuna segera menyabuni tubuh Eyden yang sedang bermain air dan mobil-mobilannya di dalam bathtub, Yuna masih terbayang akan apa yang dia lihat beberapa saat yang lalu, suara Mi Kyong yang membentak Cio masih terngiang di telinganya.

Yuna merasa dia sudah tidak bisa terus diam akan apa yang dilakukan oleh Mi Kyong pada Cio, sama halnya dengan Jung Ahjumma, Yuna juga ingin memperingati Mi Kyong jika nanti keadaan sudah lebih tenang, selama ini mereka tidak mau menegur karena setiap kali mereka akan menasehati Mi Kyong, dia sudah lebih dulu bernegative thingking pada orang-orang yang akan menasehati nya dan menganggap orang itu tidak menyukainya.

Namun melihat apa yang terjadi sore ini, sudah cukup membuat kesabaran mereka habis, mereka akan segera memperingati Mi Kayong karena tidak tega melihat Cio terus saja mendapat perlakuan kasar, ditambah dengan Lisa dan Jennie bukanlah orang sembarangan yang bisa dia abaikan begitu saja, berani bermain-main dengan keduanya artinya sudah siap hidupnya dibuat menderita oleh pasangan itu.

Selesai dengan urusan mandi dan memakaikan baju Eyden, Yuna membawa Eyden turun ke lantai satu sebab si bungsu berubah pikiran tidak mau dibuatkan susu tapi dia mau memakan buah potong, yang tentu saja dengan senang hati dituruti oleh Yuna.

"Tunggu disini eoh, Miss ambilkan dulu buahnya di dapur!" tukas Yuna pada Eyden sesampainya mereka diruang tengah.

"Mau buah banyak-banyak" seru Eyden sambil melompat ke atas sofa yang berhadapan dengan televisi.

"Oke, permintaan dituruti" ucap Yuna tidak kalah riangnya mengacungkan jempolnya dan berlalu kearah dapur, namun sebelum itu terjadi langkah Yuna harus terhenti oleh teriakan Eyden.

"Miss!" panggil Eyden "lion king" pinta Eyden menunjuk televisi yang mati pada Yuna yang menoleh padanya.

"Oh my god, Miss lupa" drama Yuna menepuk keningnya seolah dia sangat menyesal karena lupa menyalakan televisi untuk Eyden, dan itu berhasil membuat Eyden terkekeh.

"It's okay, sudah tua" ucap Eyden santai, dia bisa berkata seperti itu karena sering kali mendengar Ayah dan Ibunya yang saling menggoda satu sama lain, dengan mengatakan ‘sudah tua, faktor umur’ dan tanpa mereka sadari hal itu direkam dengan baik oleh Eyden.

"Mwo? Apa Miss Nana baru saja dibilang tua?" ucap Yuna membelalakkan matanya menoleh pada Eyden.

"Hihihi iya, Miss Nana sudah besar seperti Mommy and Daddy" kekeh Eyden menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.

Yuna yang sudah memegang remot televisi itu berjalan mendekati Eyden, detik berikutnya ia membungkuk dan menggelitik ketiak dan pinggang Eyden bergantian, sampai Eyden tertawa terbahak bahak karena geli.

"Hahaha geli~" pekik Eyden berusaha menahan tangan Yuna, tapi dia tidak bisa.

Yuna ikut tertawa melihat Eyden yang tertawa hingga air liurnya keluar, mungkin dia terlalu lemas karena digelitiki sehingga hanya untuk menarik air liur nya saja dia tidak mampu, begitu pikir Yuna yang merasa lucu dan gemas dalam satu waktu pada anak tuannya itu.

Tidak mau Eyden sakit perut akibat terlalu banyak tertawa, Yuna berhenti menggelitiki Eyden yang sudah terengah engah karena nafasnya yang tidak teratur, Yuna segera menyalakan televisi sesuai permintaan Eyden, dan segera berlalu ke arah dapur.

Our Love Life (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang