Happy Reading!
-
Terhitung sudah satu bulan waktu berlalu dari terakhir kali mereka berkumpul bersama di kediaman Jennie dan Lisa.
Ada beberapa hal yang berbeda, seperti yang pernah disampaikan Dokter ba6e kepada Jennie, dan itu benar benar terjadi.
Beberapa minggu belakangan Jennie mulai mengalami morning sickness dan Jennie juga tidak menyukai bau bauan yang menyengat, alhasil sekarang pewangi ruangan di rumah mulai dikurangi jumlahnya, begitupun dengan Lisa baru akan memakai parfumnya jika sudah diperusahaan.
Tapi beruntungnya Jennie masih bisa makan dengan baik walaupun harus memilih milih, karena tidak semua makanan yang biasanya Jennie sukai bisa ia makan.
Seperti sudah menjadi rutinitas baru, pagi ini Lisa dibangunkan dengan Jennie yang muntah muntah di kamar mandi, dengan sigap Lisa langsung mengejarnya dan membatu memegangi rambut Jennie dan memijat tengkuknya.
Huekk
Huekk
"Hah.. hubby~" rengek Jennie setelah mengeluarkan isi perutnya.
"Sudah?" Tanya Lisa yang diangguki Jennie, lantas Lisa membantu Jennie untuk berdiri tidak lupa memencet tombol flush di closet terlebih dahulu sebelum akhirnya membawa Jennie ke depan wastafel.
Lisa dengan telaten membantu Jennie berkumur kumur lalu menggendong Jennie ala bridal style untuk kembali ke kamar karena ini masih sangat pagi bahkan diluar masih gelap dan terlalu cepat untuk bersiap siap bekerja.
"Baby yang pintar ya nak, jangan membuat mommy sakit, sehat sehat didalam sana, Daddy dan Mommy mencintai mu" ucap Lisa mengelus dan mencium sekilas perut Jennie setelah Jennie berbaring yang sebelumnya sudah minum terlebih dahulu.
"Baby pintar Daddy, baby hanya ingin membangunkan Daddy saja" jawab Jennie menirukan suara bayi.
"Kasihan Mommy kalau baby membangunkan Daddy dengan cara seperti itu" tangan Lisa tidak berhenti mengelus sayang perut Jennie yang masih terhalang gaun tidur itu.
"Yang penting Daddy bangun" ucap jennie mengelus kepala Lisa yang terus mencium perut Jennie bertubi tubi karena perut Jennie sekarang sudah mulai terlihat membesar walaupun belum terlihat jelas tapi jika dipegang itu sudah terasa membesar, menurut Lisa itu menggemaskan, bayi hamil bayi.
"Masih mual?" Tanya Lisa menegakkan tubuhnya yang duduk ditepi tempat tidur.
"Hmm masih" angguk Jennie lemah.
"Yasudah tidur lagi dulu saja"
"Shireo! Ingin dipeluk" manja Jennie merentangkan kedua tangannya.
"Siap Nyonya Manoban" Lisa mencium bibir Jennie sekilas sebelum ikut berbaring dan memeluk Jennie.
"Honey, apa nanti kita akan mencari tau jenis kelamin baby?" Tanya Jennie yang satu tangannya memainkan dagu Lisa.
"Hmm sepertinya tidak, biar itu menjadi kejutan" Jennie tidak lagi menyahuti ucapan Lisa, memilih untuk memejamkan matanya karena ia merasa masih lemas setelah mengeluarkan isi perutnya.
"Hmm, tangannya" deham Jennie tanpa membuka mata, hal itu terjadi karena tangan Lisa yang tadinya sedang mengelus perutnya lama kelamaan mulai naik ke atas dan sekarang sudah berada diatas payudara Jennie dan meremas pelan.
"Kenyal" kekeh Lisa masih meremas.
"Honey~" rengek Jennie membuka matanya.
"Oke oke" lisa mengalah dan menjauhkan tangannya dari payudara Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Life (JENLISA)
SonstigesG!P & konflik ringan Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, siapa yang menyangka jika Lisa seorang CEO dari salah satu perusahaan raksasa itu melabuhkan cintanya pada Jennie seorang dokter cantik yang pertama kali ia temui karna ketidaksengaja...