Bagian 47

10 4 0
                                    

Selamat Membaca!

◀ ▶

Hari ini adalah hari pelantikan Flora sebagai ketua klub tari yang baru. Setelah Flora setuju, Geya langsung memberitahu kepada Diego terkait ketua klub penggantinya. Kemudian, Diego meneruskan hal tersebut kepada Miss Lauren yang berlanjut pada diskusi waktu mengenai terkait pelantikan ketua klub yang baru.

Pelantikan ketua klub tidak dihadiri oleh banyak orang. Hanya Miss Lauren selaku pembina, Diego selaku ketua OSIS yang mewakili jajaran inti pengurus lainnya, Ditya selaku sekretaris bidang yang menaungi klub, Geya selaku ketua klub yang lama, beberapa anggota klub tari sebagai saksi pelantikan, juga tidak lupa Flora selaku ketua klub yang baru.

Acara pelantikan pun tidak berlangsung begitu resmi seperti pelantikan ketua OSIS. Hanya terdapat beberapa kata sambutan dari masing-masing pemegang jabatan, mantan ketua—Geya—, serta sambutan dari Flora. Alhasil, acara pelantikan selesai tepat pada pukul tiga sore, satu jam setelah dimulainya acara.

Selesainya acara pelantikan, Geya menyandarkan tubuhnya yang sedikit pegal ke bagian belakang kursi, lantas bernapas lega. Dengan begini, tugasnya telah resmi selesai, meski belum waktunya.

Sejujurnya, Geya merasa sedikit malu akan keputusan yang telah dia putuskan. Sebab, itu artinya Geya tidak cukup berkomitmen untuk bisa menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya hingga akhir. Akan tetapi, Geya telah memilih jalan ini. Setidaknya, dia percaya, masih ada orang-orang yang mendukungnya untuk jalan yang dia ambil.

Geya mencari keberadaan Flora yang mendadak menghilang setelah acara pelantikan selesai, hingga gadis itu menemukan Flora di sudut ruangan bersama dengan Diego dan juga Miss Lauren. Barangkali, ada beberapa hal penting yang tengah mereka bicarakan. Oleh karenanya, Geya sedikit menunda niatnya untuk menghampiri Flora, setidaknya sampai pembicaraan mereka selesai.

“Cie, yang udah resmi jadi ketua klub baru,” ujar Geya seraya mencolek sedikit lengan Flora, membuat temannya itu sedikit malu-malu.

“Ah, kamu enggak seru. Main limpahin tanggung jawab aja,” kata Flora yang Geya yakini sebatas guyonan. Terbukti dari intonasi bicara Flora yang tidak serius dan tawa kecil di akhir kalimatnya.

“Enggak pa-pa. Aku yakin kamu pasti bisa, kok,” jawab Geya. “Sekali lagi, aku ucapkan selamat, ya, Flo. Dan, maaf karena aku main lari dari tanggung jawab aku yang masih tersisa sekian bulan.”

“Enggak usah minta maaf, Ge. Lagian, kita udah bicarain ini semua, kan? Udah, sini peluk dulu.” Flora meluruskan kedua tangan, kemudian menggoyangkannya sedikit, memberikan kode untuk Geya memeluknya.

Geya tersenyum kecil sebelum tubuhnya sedikit bergerak ke depan dan masuk di antara dua tangan Flora.

“Selamat bertugas, ya, Flo. Kamu bisa hubungi aku kalau kamu butuh apa-apa,” ungkap Geya.

“Iya, Ge. Siap, makasih banyak, ya.“

Keduanya saling berpelukan, hingga kehadiran Dean yang menyapa satu dari mereka.

“Halo, Flora. Eike mau ngucapin selamat udah jadi ketua yang baru, ya. Semoga Flora enggak lari dari tanggung jawab,” ujar Dean yang sepertinya sengaja menyindir Geya.

Menanggapi hal tersebut, Geya tersenyum kecil.

“Kamu marah, ya, sama aku?” tanya Geya yang langsung ditepis oleh Dean.

“Eike enggak mau ngomong sama situ!”

“Dean, kok ketus gitu sama Geya? Enggak boleh. Aku tahu, kamu kecewa. Tapi, Geya, kan, udah minta maaf,” ujar Flora menegur lelaki itu. “Lagian, Geya enggak ke mana-mana. Dia tetap di klub, kok. Iya, kan, Ge?”

Geya, Ditya, dan Rahasia Semesta [ Completed ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang