Bagian 25

13 4 0
                                    

Selamat Membaca!

◀ ▶

"Oke, aku ucapkan selamat datang untuk anggota-anggota klub yang baru. Dengan kehadiran kalian di sini itu artinya formasi klub tari sudah lengkap. Beri applause dulu untuk kita semua."

Suara tepuk tangan seketika menggerumuh, memecah keheningan di dalam sebuah ruang kelas yang sudah kosong-sejak lonceng pulang sekolah berbunyi-saat ini. Diego memang sengaja mengumpulkan semua anggota klub tari-entah anggota lama maupun anggota baru-di ruangan sekarang, dengan tujuan untuk mengumumkan sesuatu.

"Dengan jumlah anggota yang telah mencukupi target, maka dengan ini, aku nyatakan klub tari tidak jadi diberhentikan sementara dan ruang latihan tari tidak jadi dialihfungsikan sebagai ruangan klub merajut. Sekali lagi, selamat karena kalian telah berusaha untuk mempertahankan klub tari," kata Diego yang berdiri di depan.

"Untuk Geya, mungkin ada yang ingin disampaikan untuk anggota?" tanya Diego.

Geya yang tidak siap dipanggil menunjuk dirinya. "Saya, Kak?"

Diego menganggukkan kepalanya sekali. "Iya, Geya."

Geya tersenyum, lantas berdiri dari kursi yang diduduki. Memandangi semua anggota yang kini juga tengah menoleh kepadanya. "Oke, selamat sore, teman-teman semuanya."

"Sore, Geya," sahut semua anggota bersamaan.

Geya menarik napasnya panjang guna menghilangkan rasa gugup, sebelum mulai berbicara. "Sebelumnya, aku mau ucapin terima kasih untuk semua yang udah meluangkan waktunya untuk berkumpul di sini. Pertama-tama, aku sebagai ketua klub ingin mengapresiasi anggota-anggota lama yang sudah banyak membantu dalam melengkapi formasi klub untuk mencapai target yang telah disepakati.

"Tanpa kalian, mungkin saat ini, klub tari diberhentikan untuk sementara. Maka dari itu, aku mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk kalian yang udah membantu. Tepuk tangan dulu, dong, untuk kita semua."

Untuk kedua kalinya, tepuk tangan mengudara di langit-langit ruangan.

"Untuk teman-teman yang baru bergabung ... aku juga mau ucapin terima kasih dan selamat datang. Selamat bergabung ke dalam klub tari SMA Pertiwi. Semoga klub ini dapat menjadi wadah bagi kalian untuk lebih bisa mengekspresikan diri. Mungkin, itu aja yang bisa aku sampaikan. Kedepannya, semoga kita dapat berlatih bersama-sama, memajukan serta mengenalkan klub tari SMA Pertiwi ke sekolah-sekolah lainnya. Sekian dariku, terima kasih dan selamat sore."

Geya kembali duduk pada kursinya. Di sebelah, ada Flora yang kini menepuk bahu Geya lembut. "Aku terharu banget sama kata-kata Ibu Ketua," seloroh Flora.

"Oke, terima kasih Geya. Mungkin, kalian bisa meninggalkan ruangan ini dan pulang ke rumah, mengingat ini juga udah mau sore. Hati-hati di jalan semuanya!" ujar Diego, yang lantas beranjak keluar dari ruangan, meninggalkan anak-anak klub di dalam sana.

"Yeay, eike senang sekali. Klub kita kembali. Klub tari, jaya, jaya, jaya!" seru Dean yang duduk di barisan paling belakang. Sementara, di sebelah lelaki itu ada Shaga.

"Guys, ada yang udah mau pulang?" tanya Flora bangkit dari kursinya.

"Aku belum, Flo," sahut Ayudia.

"Aku juga belum."

"Aku juga."

"Kak Sienna dan Kakak yang lain, gimana? Ada agenda?" tanya Flora kepada kakak kelasnya tersebut.

Sienna dan beberapa temannya menggeleng kecil.

"Sore ini, enggak ada agenda. Ada apa, Flora?" Sienna membeo.

Geya, Ditya, dan Rahasia Semesta [ Completed ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang