Selamat Membaca!
◀ ▶
Setelah masa ujian akhir berakhir, murid SMA Pertiwi diliburkan selama beberapa hari guna para anggota OSIS bisa fokus mempersiapkan perlombaan untuk classmeeting. Perlombaan yang diadakan berupa olahraga fisik, seperti basket, futsal, badminton, hingga voli, juga perlombaan kreasi lainnya seperti menghias tumpeng, menghias mading kelas yang wajib diikuti oleh masing-masing kelas.
Tujuan dilaksanakan classmeeting tak lain tak bukan ialah agar para siswa bisa menyegarkan otak mereka dari masa-masa ujian yang menguras banyak tenaga. Tujuan lainnya adalah untuk mempererat kekeluargaan antar teman satu kelas, seangkatan, atau bahkan antara ketiga angkatan aktif sekolah tersebut.
Selain perlombaan, masing-masing klub membuka stand yang digunakan untuk berjualan. Dengan harapan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan di dalam diri mereka. Tak terkecuali klub tari yang memilih menjual jagung susu keju alias jasuke. Pilihan tersebut adalah opsi dari Dean, mengingat sudah menjamurnya klub yang menjual minuman dingin.
Karena jumlah anggota yang lumayan banyak dan tidak memungkinkan untuk berada di stand, maka digunakan sistem selang-seling per hari.
"Ayo dibeli-dibeli, jasuke, jagung susu keju. Buat yang suka manis-manis, silakan dibeli. Kalau kurang manis, bisa sambil lihatin muka Eike yang manis ini. Dijamin semakin manis aseloley," seru Dean sembari mempromosikan jualan mereka.
Hal tersebut mengundang gelak tawa dari para anggota klub.
"Kayaknya, Dean cocok jadi brand ambassador stand kita, deh," ujar Flora yang tengah melayani seorang pembeli. "Makasih, ya, Kak. Jangan lupa ajak teman-temannya yang lain untuk mampir dan beli jasuke di stand kita."
"Banyak bonusnya, bisa ketemu sama Eike!" sahut Dean riang.
Melihat itu, Geya tersenyum lebar. Tingkah Dean selalu berhasil menghidupkan suasana. Awalnya, saat ditunjuk sebagai tukang promosi, Dean menolak mentah-mentah karena takut akan diejek oleh teman-teman kelasnya. Akan tetapi, setelah melewati beberapa proses pembujukan, akhirnya Dean menerima. Dan, sekarang, Dean berhasil menunjukkan keberaniannya.
"Geya."
Geya yang tengah melihat promosi dari Dean, menolehkan kepalanya ke sumber suara.
"Kenapa?"
Ditya tersenyum, kemudian menggeleng kecil. "Cuma mau bilang, cara kalian menarik pelanggan benar-benar menarik."
Geya tertawa kecil. "Jelas, klub tari gitu, loh," ujarnya dengan penuh percaya diri.
"Eh, ada Kak Ditya. Kak Ditya enggak mau beli jasuke kita? Dijamin enak, Kak. Rasa manisnya pas, enggak kemanisan," ucap Flora saat menyadari keberadaan Ditya di stand mereka.
"Betul, tuh, Kak Ditya. Kalau manisnya kurang, bisa sambil lihat muka eike, kok. Atau, kalau mau lihat muka Geya juga enggak pa-pa. Eike ikhlas," sambung Dean yang selalu muncul dan menimbrung di setiap pembicaraan. "Eh, Geya, ayo suruh Kak Ditya beli. Jangan diam-diam aja. Nanti Eike potong gaji Geya!"
Geya mengulum senyumnya. Meskipun Dean masih sedikit menjaga jarak dengannya, namun setidaknya lelaki itu masih ingin berbicara dengan Geya. Geya tentu tidak lupa dengan apa yang telah dijanjikan kepada Dean untuk mendapatkan permintaan maaf yang seutuhnya.
Geya melirik ke arah Ditya, kemudian menyenggol lengan Ditya perlahan. "Sebagai sekretaris bidang minat dan bakat, beli, dong, Pak," kata Geya.
"Ini sistemnya memang maksa gini, ya?" seloroh Ditya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geya, Ditya, dan Rahasia Semesta [ Completed ✔ ]
Teen FictionBlurb : Di tengah ancaman klub tari yang akan diberhentikan sementara, Geya Gistara sebagai ketua klub berusaha mempertahankan eksistensi klub tersebut. Meski Geya tahu bahwa seberusaha apa pun dia mempertahankan klub, akan ada dua orang yang selalu...