10

7.9K 772 44
                                    

"Hey....kamu Shanna Elewys kan?"

Aku masih berjalan pelan di atas mesin treadmill saat Bastian berdiri di samping mesin treadmill. Bibirku hanya tersenyum tipis "ada apa ya?"

Bastian mengusap-usap telapak tangannya terlebih dulu sebelum mengulurkan tangan kanannyale arahku "namaku Bastian".

Ku hentikan mesin treadmill dan aku turun dari atas mesin treadmill. Aku kini berdiri di depan Bastian dan membalas jabatan tangannya yang kekar itu.

Ku tarik tanganku dan kulihat Bastian masih mengulum senyumnya "apa kamu sering olahraga di gym ini?"

"Gak terlalu sering sih, kenapa?"

Bastian mengambil sesuatu dari saku celananya dan memberikan sebuah kartu VVIP gym disini "untukmu".

Dahiku mengernyit bingung sambil menerima kartu VVIP gym yang Bastian berikan padaku "untukku?"

Bastian mengangguk mantap "tentu. Gym disini adalah milikku".

Apa dia sedang menyombongkan dirinya sendiri?

"Terimakasih".

"Bagaimana kalau kita habis ini makan bersama di cafe? Aku yang traktir",ajak Bastian.

Kenapa pria itu sangat to the point untuk mendekati perempuan? Apa karena perempuan yang di dekati nya itu sangat cantik dan type idealnya? Ckk...lagian siapa yang akan bisa menolak pesona Shanna? Perempuan cantik seperti Finley aja jadi bucin, apalagi Bastian?

"Apa aku terlihat seperti pelacur?",tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri saat Bastian terus menatap ke arah tubuhku.

Bastian menggeleng cepat "tidak. Kamu jangan salah paham dulu Shanna. Aku sangat kagum dengan dirimu, jadi aku tidak bisa berhenti menatap dirimu".

"Oh begitu rupanya".

"By the way....kenapa kamu pensiun dini menjadi artis?"

"Aku hanya ingin berbisnis".

"Berbisnis? Bisnis apa?"

"Jualan gorengan".

"Pfttt astaga hahaha, kamu lucu juga saat bercanda".

Ku lepaskan ikatan rambut ku dan ku kibaskan rambut panjang ku ke kanan untuk mengaktifkan mode penggoda dalam diriku "aku pergi dulu, terimakasih untuk kartunya".

Bastian masih tidak berkedip saat menatapku "sebentar".

Aku menunduk saat Bastian memegang pergelangan tanganku "ada apa?"

"Bisakah aku memiliki nomor telfonmu?"

"Boleh. Tapi lepaskan dulu tanganmu dari tanganku".

Bastian menarik tangannya kembali dengan gugup "maaf".

"Okey".

Bastian memberikan ponselnya padaku dan ku ketik nomorku di ponselnya. Ku berikan kembali ponsel milik Bastian "nih".

"Terimakasih banyak".

"Hum..."

"Oh ya, apa kita bisa bertemu lagi di luar?"

Aku berfikir sejenak dan mengangguk "boleh".

"Okey, aku akan menghubungi mu".

"Kalau begitu aku pergi dulu, bye", pamitku dan berjalan pergi meninggalkan nya.

Oke....plan A dimulai

*****

Ku lepas kaca mata hitamku saat aku turun dari mobilku yang sudah terparkir di area pemakaman. Aku berjalan masuk kedalam sebuah makam dan mendekati seorang perempuan yang sedang menabur bunga di sebuah makam.

RETURN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang