40

5.2K 738 57
                                    

Ku lempar ikat pinggang ku yang penuh darah saat puluhan anak buah Finley tergeletak tak berdaya di atas rerumputan taman.

Kini aku berjalan ke arah Finley dan berdiri di depannya "apa masih ada lagi?"

"Kamu lumayan hebat juga".

"Oh jelas. Masak power ranger gak hebat sih. Malu-maluin suku saya dong".

Finley tersenyum miring "jangan senang dulu. Kamu belum tentu bisa menang melawan Gebby".

Gebby? Siapa Gebby? Aku taunya Gatsby.

Finley menatap perempuan berotot yang menyandera Fanya "Gebby....lawan dia".

Ah jadi dia namanya Gebby? Gak sesuai dengan postur tubuhnya yang berotot. Seharunya dia namanya Gebtot (GEBby beroTOT).

Gebby mengangguk dan melangkah ke arahku sambil mengepalkan tangan kanannya sambil tersenyum meremehkan ku "lebih baik kamu berhati-hati denganku".

"Kenapa? Apa kamu bisa menggigit seperti T-rex?".

"Aku pernah berada di pasukan khusus, lebih baik kamu berhati-hati",sahut Gebby.

"Oh kamu dari pasukan khusus rupanya. Btw...aku tidak pernah melihat mu di kampku. Memangnya kamu di divisi apa? Aku dulu di divisi S1++ Pro".

Kulihat raut wajah Gebby berubah datar dan kini Gabby maju menyerangku. Ku arahkan tangan kananku untuk menangkis tendangannya dan pukulannya sedangkan tangan kiriku berada di belakang pinggangku.

Aku mundur satu langkah ketika Gebby mengarahkan tendangan nya di wajahku. Aku terus berhasil menghindari dan menangkis serangannya dengan satu tangan.

Dia bukan tandinganku, jadi aku sebaiknya tidak perlu menggunakan tenaga untuk melawan satu orang seperti nya. Lagian aku kan power ranger.

Bisa kulihat wajah Gebby memerah bahkan urat di lehernya terlihat ketika aku tersenyum miring padanya "apa hanya segitu kemampuan mu?"

"Mungkin kamu memang dulu pasukan terbaik, tapi kita tidak sedang berada di markas. So.... jangan terlalu sombong",ucap Gebby.

Aku mengangguk-angguk "oke siap di mengerti komandan".

Gebby tiba-tiba mengeluarkan pisau lipatnya dan terpaksa aku harus menggunakan kedua tanganku untuk melawan nya.

"Kamu memang bukan petarung yang keren. Masak kamu pakai pisau sih? Aku aja tangan kosong lho. Kamu memang pengecut. Anak buah Genzi yang masih SMK aja bertarung menggunakan tangan kosong lho",ucapku dengan kesal.

"Bacot",umpat Gebby dan dia kembali menyerangku.

Dih...kenapa dia yang marah? Seharusnya kan aku yang marah karena dia bermain dengan pisau.

Tubuhku dengan lihai menghindari serangan pisaunya dan aku segera melumpuhkan nya dengan mematahkan kedua kaki dan tangan kanannya.

"Cristiano Ronaldo siap melakukan pinalti".

Kulirik Finley yang mengernyit dahi saat aku berjalan mundur untuk berancang-ancang.

Ku tendang kepala bagian belakangnya Gebby sekuat tenaga seperti menendang lalu melakukan selebrasi ala Cristiano Ronaldo seperti yang video viral itu.

Bibirku tersenyum lebar "yes....gol".

Ku tarik nafasku dalam-dalam dan menghela nafas secara perlahan.

Kulihat sekelilingku yang masih di penuhi anak buah Finley yang tergeletak tak sadarkan diri di atas tanah dan kini hanya tersisa Finley yang masih duduk dengan tenang.

Kenapa dia santuy sekali? Seharusnya dia menyandera Fanya sambil mengarahkan pistolnya ke kepala Fanya seperti ala drama-drama Korea.

Ku ambil senapan yang tergeletak di atas tanah saat melihat Finley yang masih bisa tersenyum miring ke arahku.

RETURN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang