15

6.6K 771 42
                                    

Ya..... seperti nya aku harus berkata jujur padanya agar dia tidak muncul lagi di depanku.

Ku lepaskan pelukan Finley dan aku menatap wajah cantik Finley dengan serius "Finley".

"Iya sayang?"

Deg

"Aku ingin berkata jujur padamu".

Dahi Finley mengernyit "berkata jujur soal apa?"

"Sebenarnya aku....."

"Hum?"

Ayo Razel....kamu harus mengatakan yang sebenarnya sebelum terjadi hal-hal yang tidak kamu inginkan.

"Aku bukan Shanna yang asli".

"Hah?"

"Aku bukan Shanna dan aku....."

"Ssstttt"

Bibirku sontak bungkam saat Finley menempelkan jari telunjuk nya di permukaan bibirku "tidak perlu latihan akting lagi sayang. Kamu kan sudah pensiun dini jadi artis".

Akting katanya? Padahal aku lagi gak berakting dan aku lagi serius. Kenapa dia selalu berfikir kalau aku sedang berakting? Apa karena aku artis lalu dia berfikiran seperti itu? Tapi kenapa dia tidak berfikir kalau selama ini Shanna yang asli sedang berakting untuk berpura-pura mencintai nya?

"Tapi....."

"Ikut aku".

Finley menarikku berdiri dan mengajakku masuk kedalam sebuah kamar dengan tangan kanannya yang menggenggam erat tangan kiriku.

Kamar ini sangat besar dan tatapanku terpaku pada sebuah bingkai lukisan kanvas yang sangat besar bergambarkan Shanna yang sedang memegang bunga matahari.

Shanna sangat cantik di lukisan itu, aku bisa melihat senyum Shanna yang terlihat sangat tulus di lukisan kanvas itu.

Dasar bucin.

"Ngapain ke kamarmu?"

"Tidur lah sayang".

"Aku mau pulang aja".

"Udah tidur disini aja, kita udah lama gak tidur bareng",ucap Finley sambil duduk di tepi tempat tidur.

Aku masih diam mematung saat melihat Finley yang melepaskan bra yang ada di balik piyama tidurnya tanpa melepaskan piyama tidurnya.

Ku gigit bibir bawahku pelan sambil mengalihkan pandanganku ke arah lampu tidur saat aku tidak sengaja melihat puting payudara Finley yang menyembul di balik permukaan piyama Finley.

Kenapa dia melepaskan branya di depanku? Walaupun kami sama-sama perempuan tapi tetap saja itu tidak sopan.

"Kamu mau ganti baju dulu atau gak usah pakai baju aja".

"Ambilin aku piyama",sahutku cepat.

Finley tersenyum dan berdiri lalu dia mencubit pipi kananku lembut sebelum dia berjalan pergi ke arah lemari pakaian.

Apa-apaan sih dia.

Ku usap pipiku yang di cubit sama Finley tadi dengan kesal lalu mengambil piyama dari tangan Finley saat Finley menyodorkan nya padaku dan aku segera masuk kedalam kamar mandi untuk berganti baju.

Setelah berganti baju, aku keluar dari kamar mandi dan kulihat Finley sibuk menatap kearah ponselnya di atas tempat tidur.

"Apa di sini tidak ada kamar lagi?"

Finley mengalihkan pandangannya ke arahku dan menepuk tempat kosong di samping nya untuk mengisyaratkan agar aku tiduran di samping nya "sini".

Aku mendengus kesal saat Finley meletakan ponselnya di dekat lampu tidur "aku mau tidur di kamar lain".

RETURN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang