Pintu gerbang besar itu kini terbuka dan ku jalankan mobilku untuk masuk kedalam halaman mansion Fanya yang besar.
Aku hanya tersenyum tipis melihat sekeliling ku yang sangat luas sebelum mobilku menuju ke arah 3 bangunan mansion yang sangat besar.
Ku hentikan mobilku tepat di dekat air mancur yang besar dan aku turun dari mobilku saat melihat Fanya baru keluar dari mansion bagian tengah bersama 2 orang pria di belakang nya.
Bibirku tersungging tipis saat melihat Fanya masih memakai piyama tidurnya dan kini dia berdiri di dekat anak tangga sambil berpangku tangan.
Kenapa Fanya masih sangat berdamage sekali walaupun hanya memakai piyama tidur panjang berwarna hitam?
Kulepaskan kaca mata hitamku saat Fanya menatapku dengan tajam dan aku sedikit membungkuk pada Fanya lalu tersenyum manis.
"Selamat pagi nyonya Fanya Ayana Ferrour",sapaku dengan ramah.
Fanya tersenyum miring "kenapa kamu harus repot-repot menyerahkan diri? Apa kamu sudah tidak ada tempat untuk bersembunyi lagi?".
Aku menunjuk diriku sendiri "aku menyerahkan diri?"
Aku menggeleng pelan "nooo....aku tidak menyerahkan diri".
"Untuk apa kamu datang kemari jika tidak untuk menyerahkan diri? Mau menjadi pelacur untuk para anak buah ku?"
Pelacur? What the fuck....dia pikir aku wanita mahalan?
"Hahahaha"
Aku tertawa dengan sangat keras hingga membuat dahi Fanya mengernyit.
"Aku kemari justru mau membantumu untuk menangkap orang yang telah mencuri 30% saham Ferrour dan menjual saham tersebut ke pihak musuhmu".
Fanya nampak berfikir dan dia tersenyum tipis "untuk apa kamu ingin membantuku menangkap sopir Eden yang gak tau diri itu? Seharusnya kamu memikirkan dirimu sendiri karena kamu akan mati disini".
"Mati? Kamu pikir aku takut mati?", tanyaku sambil bersandar di pintu mobilku.
"Mungkin kamu memang tidak takut mati, tapi caraku untuk menghilangkan nyawamu itu sedikit berbeda",sahut Fanya lalu tersenyum sinis.
Aku berjalan ke arahnya dan Fanya mengangkat tangan kanannya saat para pengawal nya hendak mengeluarkan senjatanya.
Ku dekatkan wajahku ke wajah cantiknya dan tanganku bergerak menyentuh tengkuknya. Bisa ku dengar nafas Fanya semakin memburu saat hidungku menggesek pipinya yang terasa lembut, kenyal dan wangi.
"Aku tidak ingin memiliki masalah yang rumit denganmu, karena aku hanya ingin berkerja sama denganmu".
"Bekerja sama? Memangnya apa yang akan kamu berikan padaku jika aku mau bekerja sama denganmu?"
Ku angkat dagu Fanya menggunakan jari telunjukku dan kini hidungku bergerak menyusuri pipinya lalu berhenti di depan hidungnya. Hidung ku dan hidung Fanya hanya berjarak 2 ins saat aku menatap kedua mata Fanya dengan lekat.
"Apapun".
Fanya menyunggingkan senyumnya "apapun?"
"Ya. Kecuali informasi tentang Asha, Kiara dan para antek-antek nya".
"Kamu bilang apapun, kenapa kamu malah berkata kalau ada pengecualian?"
"Karena aku bukan tipe orang yang bisa menghianati partner".
Aku sedikit berjalan mundur dan menarik ikat rambut ku hingga membuat rambut panjang ku jatuh mengenai punggung ku lalu ku kibas-kibaskan perlahan.
Kulihat Fanya mengangguk-angguk "hum....tapi aku sudah tidak menginginkan Asha lagi, walaupun mungkin putriku masih menginginkan Kiara".
![](https://img.wattpad.com/cover/325917270-288-k11426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN (Completed)
RomansaAku hidup kembali? What the hell.... Kenapa aku bisa hidup kembali di tubuh orang lain? Apa ini termasuk reinkarnasi? Dan apa kalian percaya sebuah kehidupan setelah mati? GXG AREA 21++ *HANYA CERITA FIKSI MOHON MAAF JIKA ADA PERSAMAAN NAMA, TEMPAT...