22 (18+)

14.1K 764 56
                                    

"Babe".

"Humm..."

"I love you".

Ku alihkan pandangan ku dari ikan nemo yang ada di aquarium ke arah Finley saat Finley tiduran disampingku dan memelukku dari samping.

Finley tersenyum manis kearahku dan ku kecup singkat bibirnya "i love you too".

Aku kembali menatap ke arah aquarium yang ada di dekat balkon kamarku dan melihat ikan nemo yang berenang kesana-kemari.

"Apa kamu jadi membalaskan dendam temanmu yang sudah meninggal itu?"

Kepalaku menggeleng pelan "tidak. Mungkin mulai sekarang aku harus mengikhlaskan kematian temanku".

"Walaupun temanmu sudah menghilang dari pandangan mu , tapi temanmu itu masih akan selalu ada di ingatanmu sayang. Temanmu sudah tenang di atas sana, dan aku yakin temanmu tidak ingin kamu terus-menerus berduka apalagi membalaskan dendam nya lewat dirimu".

Kamu salah.....dia tidak tenang di atas sana dan dia tidak menghilang dari pandangan ku, karena dia adalah aku. Justru yang menghilang adalah Shanna Elewys, bukan Razel Wilma. Bahkan aku membalaskan dendamku lewat tubuh ini.

"Aku bangga deh punya kamu sayang", ucap Finley yang membuat dahiku mengernyit.

Finley semakin mengeratkan pelukannya di tubuhku "kamu udah baik, cantik, pengertian, penyayang, penyabar, pinter, tulus dan sayang banget sama aku. Pokoknya kamu paket komplit yang di berikan Tuhan buat aku".

"Aku tidak percaya ada gadis sempurna seperti dirimu Shanna dan aku sangat beruntung telah memilikimu".

Tubuhku menegang saat Finley meraba perut datarku dan aku hanya membelai rambut panjangnya "sepertinya yang paling beruntung itu aku".

"Hum?"

"Karena tidak ada siapapun yang bisa mengerti aku selain dirimu. Bahkan tanpa aku ucapkan pun kamu sangat paham apa yang aku rasakan, aku ingin kan dan aku butuhkan", ucapku.

Eh kata apa-apaan itu? Kenapa aku bisa mengucapkan kata-kata itu di tengah kesadaran ku? Bahkan tidak ada Shanna yang merasuki tubuh ini, tapi kenapa bisa aku mengucapkan kata-kata itu.

Finley mendongakan kepalanya dan mengecup bawah daguku "dan kamu memang sangat romantis seperti biasanya".

Seperti biasanya? Berarti Shanna sering mengeluarkan kata-kata sampah seperti itu pada Finley? Pantas saja Finley bucin setengah hidup.

Bibirku tersungging tipis dan mendorong Finley berbaring terlentang. Kini aku naik ke atas tubuh Finley untuk duduk di atas kedua pahanya. Ku ikat rambut panjang ku cukup tinggi dan kulihat Finley tersenyum menggoda ke arahku.

Pandanganku tertuju ke arah kancing piyama Finley yang terbuka dan menunjukan belahan payudara Finley yang menyembul di antara kancing piyama tidur Finley yang terbuka.

Finley menaikan sebelah alisnya "kenapa? Pengen nenen sama aku? Iya?"

Nenen? Maksudnya ngisep payudara dia kayak anak bayi gitu?

"Emang ada ASI-nya?"

Finley menggeleng pelan sambil melepaskan seluruh kancing piyamanya "gak tau, biasanya juga kamu suka nenen terus sebelum kamu tidur. Soalnya kamu pasti gak akan bisa tidur sebelum nenen sama aku".

Heh? Nenen sama Finley sebelum aku tidur? Ckk....Shanna memang sangat berdosa. Kenapa dia bisa secabul itu coba?

"Sini sayang, nenen sama aku", pinta Finley sambil membuka piyamanya dan memperlihatkan kedua payudara yang mengkal.

RETURN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang