45 (18++)

11.3K 730 32
                                    

"Aku mau pulang",ucapku dengan nada suara yang keras dan membuat Fanya menghentikan langkahnya.

Fanya membalikan badannya dan menatapku "kamu kenapa hum?"

"Aku mau pulang, titik".

Fanya kini berjalan ke arahku dan menarikku menuju sebuah kamar yang lumayan besar. Dia meletakan Ipad-nya di atas meja rias dan kini dia berdiri didepan ku.

"Apa?",tanyaku ketus.

"Kenapa kamu marah hum? Aku aja gak marah sama kamu saat kamu pergi berduaan sama teman kamu itu ke cafe. Bahkan temanmu itu dengan kurang ajar mencubit pipimu menggunakan tangan kotornya.

Deg

Mampus.....kok Fanya bisa tau sih?

"Jadi seharusnya yang marah itu aku atau kamu sayang?"

Ku tahan nafasku saat jari jemari Fanya yang lembut memegang daguku "kenapa diam?"

"Aku dan Seira hanya teman. Jadi kamu tidak perlu marah Fanya".

Fanya tersenyum tipis "oh ternyata hanya teman. Terus aku apa? Temanmu juga?"

"Aku tidak tau status kita. Tapi kamu pernah berkata kalau aku adalah milikmu".

"Berarti kamu tidak pernah beranggapan bahwa kamu itu adalah milikku?"

Fanya menghela nafas pelan "ternyata aku terlalu berharap padamu dan hanya ini yang kudapatkan. Kepalsuan semata".

Fanya melangkah pergi namun aku segera memegang pergelangan tangannya "aku mencintaimu, aku milikmu dan seluruh hidupku adalah milikmu. Aku mohon jangan meragukanku Fanya".

Ku tarik tangannya dan kupeluk erat tubuhnya yang ramping "aku mencintaimu, aku sungguh-sungguh mencintai mu".

Fanya hanya diam tanpa membalas pelukanku. Kini aku melepaskan pelukanku dan segera menangkup kedua pipinya. Ku tatap kedua matanya dan aku bisa melihat sorot matanya yang terlihat dingin padaku.

"Aku harus apa agar kamu percaya jika aku mencintaimu tanpa kepalsuan sedikit pun hum?"

Bulu kudukku meremang saat Fanya meraba punggungku dan berhenti di tengkukku. Ku pejamkan kedua mataku dengan perlahan saat Fanya meremas tengkukku dan ku gigit bibir bawahku pelan saat hembusan nafas Fanya menerpa pipiku.

"Buka kedua matamu dan tatap aku".

Kedua mataku terbuka secara perlahan dan kulihat Fanya menatap bibir ku sambil membasahi bibir bawahnya.

Kini dia membuka hoodieku dan menyisakan tangtop berwarna hitam yang membalut tubuhku.

"Sayang...."

"Humm".

Tubuhku seketika menegang saat Fanya mencium bibirku dengan lembut dan deru nafasku perlahan mulai naik saat Fanya menggigit bibir bawahku dengan rakus.

Ku balas ciumannya dengan intens sambil merangkul tengkukknya. Gairahku semakin lama semakin memuncak saat telapak tangan Fanya berada di pipiku saat lidah kami saling membelit satu sama lain.

Fanya melepaskan ciumannya dan mulai mencium permukaan leherku.

"Akhhhh",desahku pelan ketika lidah Fanya menyusuri permukaan leherku dan menghisapnya dengan kuat.

Ku jambak rambut panjang Fanya ketika Fanya menggigit leherku "mphhhhh shhhh".

Tangan Fanya bergerak masuk kedalam tangtopku dan meraba punggungku dan melepaskan kaitan braku.

Kepalaku semakin mendongak ke atas saat tangan Fanya bergerak ke area depan dan telapak tangan Fanya kini berhasil  menangkup payudara kiriku.

"Ahhhh"

RETURN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang