8

9.1K 980 45
                                    

"Ngapain kamu?",tanyaku setelah aku keluar dari kamar mandi.

"Mau tidur, kenapa?",sahut Finley heran saat dia baru saja berbaring di atas tempat tidurku.

"Bukankah aku menyuruhmu pulang? Kenapa malah tidur disini?"

"Memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh tidur bersama kekasihku? Apa aku tidak boleh menghabiskan waktuku dengan kekasihku? Apa aku....."

"Stop".

Aku hanya bisa menghela nafas kesal dan berjalan menuju balkon untuk menjemur handukku yang sedikit basah.

Langkahku kembali masuk ke dalam kamar dan kulihat Finley berpose layak model iklan tempat tidur "sini sayang".

"Apa sih? Gak jelas banget".

Aku memilih berjalan pergi keluar dari kamarku dan turun menuju lantai bawah. Ku baringkan tubuhku di atas sofa dan ku lihat Finley berdiri di dekatku.

Finley membuka satu-persatu blazernya plus rok skirt nya dan kini dia hanya menyisakan pakaian dalamnya. Kedua mataku berkedip pelan saat melihat tubuh polos Finley yang putih bersih hanya tertutupi bra dan celana dalam.

"Mau ngapain ka...."

Deg

Finley berbaring di samping ku dan memelukku dengan erat dari samping "memeluk kekasih ku".

"Terus ngapain kamu buka baju segala?",tanyaku.

Ku rasakan buah dada Finley menekan lenganku saat dia mengeratkan pelukannya di tubuhku "untuk menghangatkan mu".

"Apa maksudmu?"

"Kenapa kamu tidak terbuka denganku? Kenapa kamu gak bilang kalau kamu sakit parah seperti ini sayang? Kamu pikir aku akan meninggalkan mu jika aku tau kamu sakit parah hum?"

Aku menoleh ke arah Finley dan kulihat Finley menatap kedua mataku dengan lekat "besok kita ketemu dokter Viona bareng ya sayang".

Ku alihkan pandangan ku ke arah lain saat aku menyadari bahwa aku masuk kedalam dunianya. Finley sangat cantik, anggun dan mempesona. Dia bisa membahayakan hatiku, aku takut aku malah menaruh hati padanya. Walaupun aku ini straight, tapi tetap saja berbahaya jika ada perempuan sesempurna Finley terus memperhatikan ku dan memperdulikan ku.

Kedua mataku terpejam secara perlahan saat kurasakan nafas Finley menerpa leherku dan entah kenapa lama-kelamaan aku mulai mengantuk.

*****

"Bagimana hasilnya dok?",tanya Finley ke dokter Viona.

Aku menunduk saat Finley menggenggam tangan kiriku yang ada di bawah meja dengan erat.

Dokter Viona memeriksa hasil pemeriksaan ku dan ku lihat dia syok akan hasil pemeriksaan ku.

"Ada apa dok?",tanya Finley lagi.

Dokter Viona kini menatapku "Shanna... sebelumnya kamu berobat kemana setelah terakhir melakukan pemeriksaan disini?"

"Gak kemana-mana, memangnya kenapa?", tanyaku bingung.

"Hasil pemeriksaan mu menunjukan bahwa sudah tidak ada lagi kanker yang terdeteksi dan kamu 100% sehat".

Deg

Kedua mataku membulat sempurna "ya?!"

Aku gak jadi mati? Seriusan aku sehat? Demi apa?

"Seriusan dok?",tanya Finley tidak percaya dan dokter Viona mengangguk mantap.

Kok bisa?

Tunggu sebentar....apa jangan-jangan aku bisa masuk ke raga Shanna itu karena Shanna sakit parah karena kanker? Lalu Shanna seharusnya sudah meninggal sewaktu aku pertama kali masuk ke dalam raganya? Apa roh Shanna sekarang ada di langit? Tapi kenapa penyakit yang ada di tubuh Shanna bisa menghilang 100% saat aku masuk kedalam tubuhnya?

RETURN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang