19

8.6K 417 13
                                    

Happy Reading📖

Setelah perdebatan panjang disekolah tadi, saquel memutuskan untuk membolos karna bosan melihat wajah mereka semua yang seakan-akan tidak ada salah padanya.

Dan berakhir lah ia disini, yakni mansion nya. Saat ia akan meletakkan mobil ke garasi ia melihat mobil kedua orang tuanya atau lebih tepatnya orang tua saquel yang asli.

"Hmm mereka dah pulang. " gumam saquel.

Tanpa terlalu memikirkan itu, ia pun keluar dari mobil nya dan berjalan menuju pintu masuk mansion.

Saat ia masuk, disana sudah ada kedua orang tuanya yang sedang duduk diruang keluarga sambil menonton dan meminum teh hangat.

Ia masuk tanpa menghiraukan tatapan keduanya padanya, tapi ia dapat melihat kedua paruh baya itu menatap nya dengan sendu dan itu membuat dadanya sesak.

Ia pun mempercepat langkahnya agar segera sampai di kamarnya, saat sudah sampai di kamar ia pun membanting pintu dengan kasar lalu terduduk bersandar di pintu sambil mengacak rambutnya kasar.

"Akhhh, lo bodoh nata, bodoh! " umpat saquel sambil menyebut namanya dulu.

"Ini yang lo mau, lo mau keluarga yang lengkap dan bahagia. Lalu kenapa lo bersikap dengan dengan mereka? Lo bodoh! Seharusnya lo bersyukur karna disini lo dapet ngerasain kasih sayang seorang ayah lagi dari papa ernan, tapi malah ini yang lo buat sama mereka! " ucap saquel mengumpati sifatnya pada kedua orang tuanya.

" Lo nyia-nyiain mereka yang baik sama lo nata! Seharusnya lo juga bersikap baik sama mereka, bukan malah bersikap dingin kek gini! Lo seharusnya beruntung nata mereka ada buat gantiin sosok orang tua untuk lo didunia ini, tapi ini yang lo perbuat sama mereka. Lo harus sadar nata, sadar! Didunia dulu lo udah ga ada ayah lagi, dan di kehidupan kedua lo, lo dapat ngerasain kasih sayangnya seorang ayah lagi! Lalu kenapa lo sia siain nata!!! Dasar nata goblok! " umpat saquel.

Memang benar, di kehidupan nya dulu, ia sudah tidak memiliki sosok ayah untuk nya, karna sang ayah sudah meninggalkan nya saat ia berumur 7 tahun karna kecelakaan pesawat, yang pastinya juga sebab terjadinya sifatnya yang mudah berubah karna sebuah rasa takut atau trauma.

"Gw boleh capek ga sih? Kehidupan disini lebih keras dari kehidupan gw didunia dulu, tapi gw juga ga mau pergi dari dunia ini, gw mau ngerasain kasih sayang mereka untuk gw. Gw tau gw egois, tapi apa salahnya sekali ini aja gw bersikap kek gini? Gw juga mau ngerasain kasih sayang orang yang sering disebut super hero oleh anak anak perempuan diluar sana.

Gw juga mau ngerasain keluarga lengkap tanpa kekurangan satu member, maupun itu ayah atau ibu. Apa gw salah kalau gw egois untuk kali ini aja?" ucap saquel dengan wajah suramnya, sungguh saat ini ia sudah tidak tau harus berbuat apa.

Disisi lain ia capek dengan kondisinya saat ini, tapi disisi lain juga ia masih mau bertahan demi suatu hal yang sudah lama ia harapan kan.

"Ayo ta, lo harus semangat! Jangan nyerah ini belum ada apa apa nya dengan masa depan yang sulit udah menunggu lo.lo kuat, iya lo kuat, jadi harus semangat.

Masa cuma gara gara ga pandai ngendaliin emosi lo udah nyerah, ayo ta semangat jangan nyerah. " ucap saquel mencoba menyemangati dirinya, tapi tidak lama setelah itu matanya berembun.

"T-tapi ga bisa hiks ini terlalu sulit. Kita yang dulunya orang yang tidak terlalu emosian,h-harus terjebak di tubuh orang yang sangat sulit mengendalikan emosinya apalagi perasaan itu yang harus tinggal, ra-rasanya sakit hiks gw ga kuat, gw mau ngelampiasin emosi ini tapi gw ga boleh ceroboh untuk ini, karna banyak yang akan rugi jika gw ngelampiasin emosi ini. " ucap saquel yang sesekali di iringi dengan sebuah isakan.

The Hidden Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang