Tentang Elisa
Happy Reading
.
.⚠︎Typo bertebaran⚠︎
Langit malam serta gerimis kini tengah turun membasahi bumi. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Tapi, seorang gadis dengan penampilan acak acakan berjalan di trotoar sendirian di bawah langit malam, membiarkan gerimis itu perlahan membasahi tubuh nya.
Gadis itu menatap kosong ke arah jalanan yang di penuhi oleh kendaraan beroda dua dan empat. Gadis itu bahkan mengabaikan semua tatapan aneh orang-orang terhadap nya. Saat ini pikiran nya sedang di penuhi oleh berbagai macam pertanyaan.
Mengapa orangtuanya tega melakukan hal ini kepadanya? Mengapa kedua kakaknya membentaknya? Mengapa semua itu terjadi kepadanya?
Elisa hanyalah gadis berusia lima belas tahun yang butuh kasih sayang atau setidaknya sandaran untuk menyenderkan kepalanya, tapi kenapa Tuhan memberikan begitu banyak anca sehingga membuat dirinya abacai bahkan kian di andam karam.
Dia sendiri bingung. Hatinya sakit, sangat sakit hingga dadanya sesak. Ia tak menangis, karna meskipun ia menangis pun kasih sayang orangtua dan kedua kakaknya tak akan kembali lagi kepadanya.
Ia lelah, rasanya ia ingin mati saja. Beberapa tahun ia lewati dengan penuh penekanan dan di cacimaki bahkan tak pernah di anggap ada.
Sudah lelah berjalan tanpa alas kaki, akhirnya gadis itu terduduk di pinggir jalan. Ia melihat kedua telapak kaki nya yang sudah mengeluarkan cairan merah pekat karna berjalan di atas kasarnya aspal tanpa alas kaki.
"Sakit... Tuhan. Hati Elisa sakit... Hiks!" Sudah tak kuasa menahannya lagi, akhirnya ia menangis.
Elisa, gadis itu terus menangis dan menghiraukan semua orang yang melihatnya. Entah sudah berapa orang yang datang menghampiri dirinya dan menanyakan 'kamu kenapa?' kepada Elisa. Tapi Elisa hanya menjawab hal itu dengan gelengan saja. Karna walaupun ia bercerita, belum tentu orang itu akan membantunya keluar dari masalah ini. Bisa saja mereka hanya ingin sekedar tau.
Lama Elisa terduduk dan menangis, akhirnya tangisnya itu reda juga. Elisa bangkit dari duduknya dan ingin segera melanjutkan untuk berjalan lagi. Entah kemana tujuannya, ia pun bingung akan kemana.
Ke rumah temannya? Tapi Elisa tak mempunyai teman sama sekali. Tak ada yang mau berteman dengan pembunuh. Mereka hanya datang untuk membully saja, tanpa ingin berteman.
Elisa terus berjalan tanpa henti. Tak memperdulikan kaki putih nan mulusnya yang sudah berlumuran darah. Ia tak merasakan sakit sama sekali di bagian kakinya itu. Hatinya lah yang sakit, sangat sakit.
Berjalan dan terus berjalan tanpa arah, akhirnya atensi Elisa teralihkan pada seorang Pria dengan berpenampilan formal tengah berjalan menyebrangi jalanan, dan tak menyadari jika ada sebuah mobil hitam yang melaju sangat kencang ke arahnya. Sudah bisa di pastikan, kalau Pria itu sengaja ingin di tabrak dengan mobil hitam itu.
Elisa yang sudah tak berpikir lain lagi, ia segera berlari se kencang mungkin ke arah Pria itu dengan rasa khawatir yang membuncah. Dadanya bergemuruh. Takut, khawatir, sakit, semua nya bercampur menjadi satu.
"OM, AWAS!" Teriak Elisa dengan sangat lantangnya, hingga Pria itu berbalik melihat ke arah Elisa dengan tatapan bingung. Dan...
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Elisa ✔ [TERBIT]
Teen FictionMENGANDUNG BANYAK SEKALI TYPO!!! Versi terbaru. Cerita ini alurnya berubah sedikit demi kepentingan penulis. . . Elisa. Seorang gadis yang hidup penuh dengan luka akibat kejadian yang menimpa keluarga nya beberapa tahu silam. Ia di benci oleh...