58. Pendonor

1.5K 60 2
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

Gavino, pemuda si pemilik mata Elang itu, nampak sedang menghembuskan asap dari rokok yang ia hisap entah sudah yang batang keberapa. Pemuda itu berdiri di balkon kamar seorang gadis yang begitu berarti dalam hidupnya. Gadis pertama yang membuatnya bisa tersenyum, meski hanya senyuman tipis.

"Gue kangen lo, El..." Ucapnya pelan.

Tercetak jelas dimata Elang pemuda itu, kalau ia sedang sangat merindukan gadis bersuara nyaring dan banyak tingkah itu. Elisa adalah adiknya, adik sepupu yang sangat ia sayangi, sangat ia cintai. Sudah lama ia tidak melihat manik indah milik gadis itu, sejak kejadian diamana gadis itu dibawa kerumah sakit beberapa bulan lalu.

Drrttt

Drrttt

Gavino segera mematikan rokoknya, kemudian membuangnya secara asal. Pemuda itu merogoh saku celananya guna mengambil benda pipih miliknya. Ia melihat ke layar ponselnya itu, yang ternyata Raffino tengah menelponnya.

"Apa."

"Gav, Elisa, Gav!! Dia udah sadar!"

Deg!

Gavino segera mematikan sambungan telepon itu, kemudian segera berlari dari sana meninggalkan kamar Elisa. Langkahnya yang begitu cepat, membuatnya tersandung oleh kakinya sendiri, hingga membuat ia nyaris terjatuh dari atas tangga kalau saja ia tidak berpegangan pada pembatas tangga.

⬤⬤⬤⬤

Gavino memberhentikan motor besarnya di depan rumah sakit. Setelah melepaskan helem yang ada dikepala nya, ia mulai merajut langkah dengan tempo yang cepat. Rasa bahagia dan sedih bercampur secara bersamaan dalam dirinya. Rasanya ia ingin segera memeluk gadis kesayangannya itu.

Begitu sampai didepan ruang rawat Elisa, dengan perlahan, Gavino membuka pintu itu dan mulai melangkah masuk. Hal pertama yang ia lihat adalah, seorang gadis jelita yang duduk bersila di atas ranjang rumah sakit sambil melihat kearahnya. Mata Gavino memanas, begitu matanya bertemu dengan mata indah gadis itu.

"Elisa..." Ucapnya pelan.

Air mata Gavino jatuh begitu saja, saat melihat Elisa yang tersenyum manis kearahnya. Hal itu membuatnya tidak bisa mengontrol emosi dalam dirinya yang membuatnya akhirnya menangis haru. Senyum manis itu, begitu indah dan tidak ada yang berubah sama sekali.

Elisa terkekeh melihat Gavino yang menangis, itu baru pertama kalinya ia melihat pemuda itu menangis. Bahkan Sarendra, Reffano dan Raffino juga Mara hanya bisa menganga tidak percaya melihat pemuda irit bicara dan ekspresi itu menangis.

"Sini." Ucap Elisa kemudian merentangkan kedua tangannya meminta Gavino untuk masuk kedalam pelukannya. Gavino yang masih menangis itu langsung melangkah dan memeluk Elisa dengan sangat erat.

"Gue kangen lo Elisa.... Gue kangen banget sama lo." Ucap Gavino ditengah-tengah tangisnya.

Mereka yang melihat Gavino semakin menangis, ikut terharu juga, dan menitihkan air mata.

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang