48. Khawatir Dan Masih Sayang

1.2K 48 1
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

Pagi ini Elisa disibukkan dengan bukunya yang berhamburan diatas meja belajarnya. Sejak sepuluh menit yang lalu, Elisa sudah berada di sana sembari mencari buku yang tak kunjung ia temukan.

"Aduhh buku bahasa Indonesia gue dimanaaaaa lagi!" Ucapnya kesal.

Tok tok tok

"El, Lo lama banget sih?! Keburu telat nih."

Pintu kamar Elisa terbuka, menampilkan Raffino yang nampak kesal karena menunggu Elisa yang sangat lama. Pemuda itu berjalan mendekati Elisa yang mengacuhkan dirinya. Pagi ini Elisa memang berangkat bersama pemuda itu, karena Eden sedang ada kesibukan lain yang mengharuskan dia tidak mengantarkan Elisa ke sekolah.

"Lo ngapain sih?! Lama banget." Ujar Raffino.

Berdecak pelan, Elisa melayangkan tatapan mematikan pada Raffino. "Buku bahasa Indonesia gue hilang!" Ucap Elisa.

"Haduhhh! Lo gimana sih?! Buruan napa, udah telat ini!" balas Raffino berdecak kesal.

"Yaudah, lo pergi aja sono duluan! Ngeselin banget." Usir Elisa. Ia lalu kembali sibuk mengobrak-abrik tumpukan buku miliknya.

Raffino menghela napasnya pelan, lalu mendekati Elisa dan memegang bahunya. "El, ayok berangkat sekarang. Soal buku, lo bisa beli lagi di koperasi." Raffino berucap lembut agar Elisa mau menuruti perkataannya.

Seperti yang diharapkan Raffino, Elisa langsung luluh dan menurut. Meski masih merasa sedikit kesal, Elisa tetap menuruti perkataan Raffino, dan langsung pergi dari sana tanpa sepatah katapun.

"El, tas lo!" Ucap Raffino setengah berteriak, namun tidak di gubris oleh gadis si pemilik surai sebahu itu.

Mau tidak mau, Raffino mengambil tas Elisa dan segera berlari kecil untuk menyusul Elisa yang sudah turun kebawah untuk segera berangkat kesekolah.

⬤⬤⬤⬤

Langkah pelannya membawa gadis dengan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya itu menuju ke ruang koperasi. Gadis jelita yang tak lain anak dari pemilik sekolah tersebut berjalan masuk guna membeli buku bahasa Indonesia yang baru, karena bukunya yang lama hilang entah kemana.

"Terimakasih." Ucapnya pada guru perempuan yang bertugas diruang koperasi itu.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Elisa segera pergi dari sana. Menyusuri lorong sekolah yang panjang yang sudah nampak sepi untuk pergi ke kelasnya karena sebentar lagi pelajaran akan segera dimulai. Langkah Elisa tiba-tiba terhenti tatkala seorang pemuda tiba-tiba menghadangnya.

Dengan sedikit mendongak guna melihat rupa pemuda yang lebih tinggi darinya itu, Elisa langsung mendengus kelas dan berniat ingin kembali melanjutkan langkahnya. Tapi tangannya lebih dulu di cekal oleh pemuda itu.

"Lo apa-apaan sih?!" Bentak Elisa kemudian langsung menghentakkan tangannya hingga cekalan pemuda itu terlepas.

"Gue mau ngomong sama lo, sebentar aja." Ucapnya berusaha membujuk Elisa.

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang