52. Skorsing

1.1K 52 6
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

Kemarin adalah hari yang sangat melelahkan dan juga sangat menguras tenaga. Rasanya, Elisa tidak ingin meninggalkan kasurnya yang begitu empuk. Tapi mengingat fakta, kalau ia harus segera bangun dan berangkat kesekolah, rasanya Elisa ingin menghilang saja untuk sesaat. Seluruh badannya terasa remuk, ditambah lagi beban pikirannya yang menumpuk. Andai semalam ia tidak meminum banyak obat-obatan, pasti pagi ini ia akan menjadi orang gila lagi, dengan tangan yang penuh luka sayatan, rambut yang berantakan, tapi untungnya itu tidak terjadi, karena ia cepat menyadari dirinya dan segera meminum banyak sekali obat. Tapi hal itulah juga, yang membuatnya merasa sangat pusing dan ingin muntah.

"Ini gue overdosis apa gimana si, pen muntah mulu rasanya." Ucapnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

Karena rasa mual yang tak kunjung hilang, membuat Elisa mau tidak mau harus bangkit dari tempat tidurnya untuk pergi ke kamar mandi. Sialnya, baru saja ia ingin melangkah ke kamar mandi, rasa sakit di kepalanya justru langsung menyerang.

"Si bangsat! Bisa ga sih gausah sakit begini!" Ujarnya kesal.

Dengan langkah tertatih, Elisa berjalan ke kamar mandi sambil menahan rasa sakit yang luar biasa pada kepalanya. Dan untung saja, gadis itu berhasil masuk kedalam kamar mandi dan kembali menutup rapat pintu kamar mandi itu.

Sekitar setengah jam, Elisa baru keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan rambut yang basah kuyup hingga air dari rambutnya pun ikut menetes membasahi lantai, bahkan handuk yang ia pakai di tubuhnya juga sudah basah.

⬤⬤⬤⬤

Selesai memakai seragamnya serta merapikan rambutnya, Elisa segera bergegas pergi dari kamarnya untuk bergabung sarapan bersama yang lainnya. Elisa tidak banyak berharap untuk hari ini, dan dia sudah siap mendapatkan cemoohan dari murid-murid di sekolahnya. Tidak ada yang percaya padanya karena kejadian itu, bahkan tiga orang yang menjadi tamengnya pun tidak percaya padanya.

Begitu sampai di meja makan, dia melihat semuanya sudah berkumpul di sana. Elisa segera mengambil tempat di samping Raffino.

"Good morning." Ucapnya menyapa mereka.

"Too." Balas Ayahnya.

Elisa tersenyum pada pria dewasa itu, lalu melihat tiga orang pemuda yang juga ada di sana. Ia melihat ketiga pemuda itu hanya diam dan seperti tidak ingin melihatnya. Hal itu membuatnya marasa kecewa. Apa mereka semarah itu padanya?.

"Fino sudah kenyang." Ucap Raffino kemudian beranjak dari sana.

"Fano juga." Imbuh Reffano dan mengikuti Raffino.

Sama halnya dengan kedua pemuda kembar itu, Gavino juga turut berdiri dari duduknya dan langsung pergi dari sana tanpa sepatah katapun. Elisa yang melihat itu hanya bisa diam tak bergeming, padahal makanan di piring mereka masing-masing sama sekali belum ada kurangnya. Apa mereka sangat marah padanya, sampai-sampai untuk makan bersama saja tidak mau?.

"Nanti siang kamu ke kantor, ya." Ucap Sarendra memecahkan lamunan Elisa.

"Tapi-"

"Ayah akan telpon guru kamu. Eden akan jemput nanti." Ucap Sarendra.

Elisa hanya mengangguk samar, lalu mulai memakan makanan di hadapannya.

⬤⬤⬤⬤

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang