36. Kunjungan Mara

1.7K 72 0
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

Satu bulan lamanya telah berlalu sejak dimana Elisa kabur dari rumah sakit saat tersadar dari koma. Gadis itu sekarang tengah menjalani perawatan dirumah karena Sarendra tidak ingin mengambil resiko untuk mengembalikan Elisa ke rumah sakit, takutnya nanti gadis itu kembali kabur dari rumah sakit.

Elisa diam termenung sambil menatap keluar. Posisi gadis itu sedang duduk lesehan diatas lantai balkon sambil menatap kosong halaman luas rumahnya dari lantai dua. Hingga ia tersadar dari lamunannya saat melihat ada dua mobil yang masuk kedalam area rumahnya. Satu mobil berwarna biru tua yang Elisa kenali adalah milik Reffano. Dan satu lagi mobil hitam yang nampak tidak begitu asing baginya.

Ia terus menatap lekat kebawah, hingga tatapannya tertuju pada lantai marmer berwarna coklat di halaman dekat kolam ikan tepat di bawah balkon kamarnya. Elisa teru menatap kesana, dan tiba-tiba kepalanya terasa sangat sakit serta suara dengungan yang begitu kentara di indera pendengarannya.

"Janu tunggu kakak disini dulu ya, kakak mau ke kamar mandi dulu." Ucap Elisa pada bocah laki-laki yang duduk di atas kasurnya sambil bermain robot.

Elisa mengusap puncak kepala sang adik lalu pergi ke kamar mandi. Tidak lama, hanya sekitar tiga menit saja. Begitu Elisa kembali dari kamar mandi, ia tidak mendapati keberadaan Janu disana. Dengan panik, Elisa langsung meneriaki nama Janu sambil mencarinya ke sekeliling kamar.

"Janu! Kamu dimana?"

Tidak ada jawaban, Elisa semakin panik saat melihat pintu balkon yang tadi ia tutup rapat itu terbuka lebar. Dengan langkah cepat, Elisa berlari kearah balkon itu. Disana ia melihat Janu yang duduk di sela-sela pagar pembatas. Baru saja Elisa ingin menggapai Janu, bocah laki-laki itu terlanjur jatuh dari sana. Elisa menganga tak percaya melihat pemandangan di bawah. Janu terjatuh. Elisa termangu melihat kejadian itu.

"Arrrggghhh!" Elisa memegangi kepalanya yang semakin terasa sakit saat kilasan-kilasan masa lalu yang ia lupakan, berputar bak kaset rusak didalam kepalanya.

"Jangan sentuh saya dengan tangan kotor kamu!"

"Ja-janu udah ga ada, Papa."

"Itu bukan kecelakaan! Itu terjadi karena kebodohan kamu!"

"Sa-sakit... Aarrghh!" Ringisnya dan berusaha berdiri, namun ia kembali terjatuh.

"Non Elisa! Astaga." Histeris seorang pekerja perempuan yang baru saja masuk kedalam kamar Elisa.

Pekerja itu meletakkan nampan yang ia bawa ke atas nakas dan langsung membantu Elisa untuk di bawa dan di baringkan di atas tempat tidur. Pekerja itu lalu langsung dengan sigap memberi Elisa segelas air dan membantunya untuk minum.

"Minum dulu, Non."

Elisa mengangguk dan meneguk air itu hingga tandas. Beberapa menit kemudian, keadaan Elisa sudah membaik dan tidak mengalami sakit kepala lagi.

Ceklek

Pintu kamar Elisa terbuka, menampilkan seorang gadis jelita dengan balutan seragam sekolah LHS yang melekat pada tubuhnya. Gadis itu sedikit kaget melihat keadaan Elisa. Wajah pucat dengan tatapan kosong. Pekerja wanita yang melihat kedatangan gadis itu langsung beranjak dari sisi Elisa dan berjalan ke arah gadis itu.

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang