6. Perkara Elisa

3.9K 146 5
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

Satu pekan telah berlalu. Pagi ini sangat begitu cerah dengan langit biru serta hiasan awan putih yang nampak begitu memanjakan mata. Kicauan burung-burung yang terdengar mengalun begitu indah di telinga. Gadis dengan rambut tergerai serta kacamata bulat yang bertengger di hidungnya, terlihat begitu fokus membaca sebuah majalah kecantikan sembari duduk di balkon berhiaskan bunga-bunga dalam pot yang indah.

Tok
Tok
Tok

Gadis itu menoleh ke arah pintu saat mendengar suara ketukan. Ia kembali fokus pada majalah yang ia baca tanpa memperdulikan ketukan pintu itu, berharap semoga ketukannya tak lagi terdengar. Tapi sayangnya, suara ketukan kembali terdengar, membuat gadis itu mau tak mau menutup majalahnya dan beranjak dari posisi duduknya lalu berjalan ke arah pintu.

"Ada apa?" Tanya Gadis itu pada seorang wanita berpakaian hitam putih yang di gunakan semua pekerja di rumahnya.

"Selamat pagi Nona Muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi Nona Muda. Kedatangan saya kemari atas perintah Tuan Besar. Katanya, Nona di tunggu di ruang makan sekarang." Ucap Wanita itu dengan sopan.

Elisa mengangguk pelan lalu tersenyum. "Bilang sama Ayah, aku akan turun lima menit lagi." Ucap Elisa dan di angguki oleh wanita itu.

Elisa menutup pintu kamarnya kembali. Sedangkan wanita itu membungkuk lalu berjalan tiga langkah ke belakang, barulah ia berbalik dan berjalan pergi dari depan kamar Elisa.

⬤⬤⬤⬤

Suasana hening begitu kentara di antara lima orang yang tengah duduk di kursi meja makan sambil menyantap makanan mereka. Hal itu sudah terjadi sejak sepuluh menit yang lalu, di mana mereka sudah mulai makan. Itu sudah menjadi hal yang wajib, di mana tidak ada yang boleh berbicara saat sedang makan. Beberapa saat kemudian, mereka sudah selesai makan, dan barulah mereka mulai mengobrol.

"Mulai besok, kalian bertiga akan di daftarkan di sekolah baru." Ucap Sarendra pada Si Kembar dan Juga Elisa. Ketiga remaja itu mengangguk.

"Btw sekolahnya sama kayak Gavino kan, Om?" Tanya Raffino sekedar basa-basi.

"Kalau bukan di sana, di mana lagi? Emang lo mau sekolah di SD?" Tanya Reffano kesal.

Raffino memutar bola matanya malas. "Kan gue cuma basa basi, biar ga hening-hening amat!" Tukas Raffino.

"Basa-basi lo Basi!" Ketus Reffano.

Ya itulah mereka, walaupun kembar dan memiliki sifat yang hampir sama, tapi mereka sangat sering bertengkar hanya karena hal sepele. Itu juga yang menjadi hal, kenapa mereka dikirim oleh orangtua mereka dari Inggris ke Indonesia. Ya karena sangat sering bertengkar sampai-sampai menganggu pembelajaran di sekolah dan berakhir di keluarkan.

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang