32. Kambuh Lagi

2K 83 0
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

Sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan sebuah rumah yang nampak begitu mewah. Elisa, gadis bersurai pendek itu turun dari mobil dengan dibantu oleh seorang pemuda yang tidak lain adalah Gavino.

Masalah yang tadi terjadi disekolah, dimana Elisa berkelahi dengan salah satu siswi dikelasnya hingga mengakibatkan siswi itu harus dilarikan kerumah sakit. Elisa sungguh merasa bersalah dengan itu, tapi rasa benci dan marahnya lebih besar daripada rasa kasiannya.

"Gue bantuin." Tawar Gavino sembari memegangi tangan Elisa, namun gadis itu langsung menolaknya dengan menggeleng dan menjauhkan tangannya dari jangkauan Gavino.

Elisa turun dari mobil tanpa bantuan dari Gavino. Gadis itu berjalan masuk kedalam rumah dengan tatapan kosong dan mengabaikan semua sapaan dari para pekerja di rumah itu.

"Non Elisa kenapa ya?" Tanya salah satu pekerjaan perempuan itu dengan berbisik.

Baru saja pekerja lain ingin menjawabnya, Gavino tiba-tiba muncul yang langsung membuat mereka menundukkan kepala mereka. Gavino sedikit melirik ke arah para pekerja, lalu sedetik berikutnya langsung pergi dari sana untuk menyusul Elisa.

Gavino melihat Elisa tengah berdiri didepan kamarnya dan membuka pintu kamar tersebut. Gavino ingin melangkah mendekati Elisa, namun belum sempat Gavino merajut langkah lebih jauh, Elisa sudah masuk kedalam kamar itu dan langsung membanting pintu dengan kuat, hingga menimbulkan suara yang lumayan keras.

Pemuda si pemilik mata elang itu mempercepat langkahnya menuju kamar Elisa.

Tok
Tok
Tok

"El, buka pintunya, El." Panggil Gavino dengan suara yang lumayan keras.

Beberapa kali Gavino mengucapkan kata yang sama sembari mengetuk pintu berbahan kayu yang berwarna cokelat tua itu. Namun nihil, tak ada jawaban dari sang pemilik kamar. Tidak ada pilihan lain, Gavino akhirnya memilih untuk pergi dari sana.

Bersamaan dengan perginya Gavino dari depan kamar Elisa, Gavino langsung berpapasan dengan Sarendra yang sepertinya baru pulang bekerja.

"Pulang cepat, Om?" Tanya Gavino.

"Saya dengar, Elisa bertengkar disekolah, makanya saya pulang cepat." Jawab Sarendra dan Gavino mengangguk paham.

"Elisa baik-baik aja, kan?" Tanya Sarendra pada keponakan tertuanya itu.

Gavino terdiam, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Sejak pulang tadi, Elisa gamau bicara apapun. Bahkan tatapannya kosong." Jelas pemuda itu.

Sarendra hanya bisa menghela nafasnya pelan. "Dia... Apa Elisa—"

"Enggak! Elisa ga ngamuk kali ini. Dia cuma diam dan gamau ngomong." Ucap Gavino cepat, memotong ucapan Sarendra.

"Ga teriak atau mengamuk?" Tanya Sarendra. Terlihat jelas dari raut wajah pria itu kalau ia sedang sangat khawatir.

"Buka paksa kamar Elisa!" Ucap Sarendra cepat. Pria tua namun terkesan masih sangat tampan itu berlari dengan cepat kearah kamar putri semata wayangnya.

BRAK!
BRAK!
BRAK!

"Elisa, kamu gapapa, nak? Ini Ayah, sayang." Ucap Sarendra dari luar kamar, namun tidak ada jawaban sama sekali.

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang