54. Elisa Ikut Gue

1K 51 2
                                    

Tentang Elisa
.
.
.

Typo Bertebaran ⚠⚠

Hari ini adalah hari dimana Axel akhirnya bisa pulang dan keluar dari rumah sakit setelah hampir dua pekan menjalani perawatan. Kakinya yang terkilir, sekarang sudah sembuh, meski ia masih berjalan dengan pincang. Juga kepalanya yang masih di perban karena bekas jahitan.

Gadis itu di dorong keluar dari rumah sakit menggunakan kursi roda oleh Devia. Karena sudah ada Wijaya di parkiran yang menunggunya. Begitu hampir mencapai parkiran, tiba-tiba Axel menghentikan kursi rodanya.

"Ada apa, Cel?" Tanya Devia.

"Anu Ma, HP aku ga ada, kayaknya ketinggalan deh." Ucap Axel.

"Ya ampun, kok bisa ketinggalan sih? Yaudah kamu tunggu sini ya, biar Mama cari dulu." Ucapnya lalu kembali masuk kedalam rumah sakit untuk mencari ponsel milik Axel, dan meninggalkan Axel disana.

Axel yang pada dasarnya anak tidak tau diri dan suka berbohong, ternyata menyimpan ponsel miliknya itu di balik kain yang ada di pangkuannya. Gadis itu lalu mengeluarkan benda pipih canggih itu, kemudian menelpon seseorang.

"Malam ini permainan dimulai." Ucapnya lalu menampilkan senyuman jahatnya.

"Secepat itu? Emang lo bisa apa dengan kaki yang pincang, hah?"

Axel mengeratkan rahang bawahnya mendengar ucapan mengejek dari orang diseberang sana.

"Lo ngeremehin gue?!" Ucapnya kesal.

"Santai, santai... Gue cuma bercanda. Lo kan cewek gila penuh obsesi yang menginginkan semuanya terwujud dengan cepat dengan cara apapun. Hahahahah!"

Axel mengepalkan tangannya marah, ketika lagi-lagi orang itu malah berbicara dengan nada yang seakan mengejek. Tapi baru saja ia ingin memaki-maki orang tersebut, sambungan teleponnya sudah mati terlebih dahulu.

⬤⬤⬤⬤

Sudah hampir dua pekan, dan tidak ada perubahan sedikitpun. Elisa kira, Gavino dan yang lainnya tidak akan lama marah padanya, namun ternyata dugaannya berbanding terbalik dengan kenyataan. Mereka masih tetap acuh pada Elisa. Yang menjadi teman Elisa saat ini hanya dua orang, yang tak lain adalah Biru dan Lucas. Kedua pemuda itu selalu ada di tiap kapanpun Elisa butuhkan. Contohnya sekarang, Elisa sedang berada di UKS karena tadi pagi ia merasakan sakit di kepalanya. Bagi Elisa itu hal yang biasa, tapi bagi kedua pemuda yang sejak tadi mengawasinya, itu adalah hal yang berbahaya.

"Lo berdua bisa keluar aja ga sih? Ribut banget dari tadi." Usir Elisa, pasalnya dua pemuda itu terus saja berdebat sejak tadi, tentang apa yang akan dimakan Elisa terlebih dahulu.

"Ya maap, El... Lagian si warna avatar ini terus aja ngalangin gue." Ucap Lucas pelan.

"Ya kan gue bilangnya, Elisa itu sukanya yang roti rasa strawberry bukan nanas, goblok!" Cerca Biru.

"Ya kan sama-sama roti! Ngenyangin juga!" Balas Lucas tak mau kalah.

"Aarrrgghhh! Udah deh, stop! Mendingan lo berdua diam, atau keluar dari sini." Ujar Elisa yang sudah sangat jengah dengan dua anak adam ini.

Kedua pemuda itu lalu langsung mengatupkan bibir mereka rapat-rapat. Elisa tersenyum melihat kedua pemuda itu. "Nah, gitu dong." Tangan mungilnya itu lalu langsung mengambil roti yang ada di pegangan kedua pemuda itu.

"El, pulang sekolah nanti lo mau ikut gue ga?" Biru tiba-tiba bertanya.

Elisa yang sedang sibuk mengunyah roti, langsung menoleh kearah Biru. "Kemana?"

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang