51. Memori Lama

1.4K 56 5
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎


Malam sudah menyapa, langit yang semula membiru kini berganti menjadi langit yang gelap dan kosong tanpa ada bintang yang menemani kesendirian sang bulan. Sama halnya dengan gadis jelita dengan mata sembab yang berjalan sendirian di bawah langit malam tanpa tujuan yang jelas. Tidak ada bintang di sekitar bulan. Seakan semesta juga menikmati kesendirian gadis itu. Entah kebetulan, tapi bulan juga kehilangan bintangnya, sama seperti gadis itu yang kehilangan semuanya. Teman, saudara, sahabat, semuanya menjauh dan meningalkan ia sendirian dalam keterpurukan.

"Kenapa gue ngerasa dejavu gini yah sama keadaan gue?" Monolognya.

"Seperti... Gue pernah merasakan ini sebelumnya?" Lanjutnya.

Elisa menggelengkan kepalanya beberapa kali guna mengusir pikiran-pikirannya itu. Ia merasa aneh saja, entah kenapa ia merasa kalau ia memang pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Berjalan sendirian di tepi jalan raya yang ramai akan kendaraan dan orang berlalu lalang, namun ia masih tetap merasa sepi dan hampa.

TIN! TIN!

"AWAS! REM BLONG!!!"

Elisa tersentak kaget saat mendengar suara kelakson mobil dan juga teriakan seseorang. Ia menoleh melihat ke arah lintasan penyebrangan di lampu merah. Ada seorang gadis seumurannya yang tengah menyebrang sambil bermain ponsel dan headset yang menyumpal telinganya.

Orang-orang berteriak panik menyuruh gadis itu untuk menyingkir, namun tidak di dengar oleh gadis itu. Ah sial! Kenapa orang-orang tidak ada yang mau menolongnya. Elisa merasa geram dan khawatir, ia berniat berlari menyelamatkan gadis itu, namun—

Tiiiiitttttttttt

Telinganya berdenging hebat dan perlahan suara gemuruh orang-orang tenggelam tergantikan dengan suara berdenging yang membuat kepalanya sakit luar biasa. Elisa terduduk di trotoar jalan sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.

"Aarrghh! Sa-sakit..." Rintihan itu keluar dari mulutnya.

""OM, AWAS!"

BRAK!

Elisa menggeleng kuat dengan tangan yang memegangi kepalanya yang sangat amat begitu sakit. Sekelebat memori muncul dalam ingatannya. Kecelakaan, waktu itu? Elisa tidak ingat dengan jelas. Tangannya dengan kuat menarik rambutnya karena saking sakitnya kepalanya, rasanya seperti ingin pecah saja.

"Sa–kit... To-lonh...." Lirihnya.

"El! Elisa sadar! Elisa... Hei, liat gue, El." Seseorang datang menyadarkan Elisa.

Pemuda tampan itu mengguncang kuat tubuh Elisa yang masih tenggelam dalam memori masa lalunya.

"Sa-kit... Kepala gu-gue sakit, tolong." Ucapnya pelan dengan air mata yang luruh membasahi kedua pipi putih mulusnya.

Pemuda itu menatap sebentar gadis di hadapannya, lalu langsung memeluknya dengan erat. "Ssstt... Gapapa, gapapa..." Ucap pemuda itu pelan.

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang