Tentang Elisa
Happy Reading
.
.⚠︎Typo bertebaran⚠︎
Seperti pada rencana awal gadis berambut pendek dengan berjuta pesonanya itu. Elisa terlihat tengah mengeluarkan sepeda dari dalam garasi rumah itu sendirian. Iya, hanya sendirian. Entah kemana para pekerjaan dirumah itu, hingga Elisa harus memberanikan diri pergi ke garasi rumah yang terletak dibagian bawah rumah mewah itu.
Elisa tak henti-hentinya menggerutu tidak jelas sambil mengeluarkan unek-uneknya yang sejak tadi ia tahan. Sudahlah Raffino yang membuatnya darah tinggi, ditambah lagi dengan para pekerja yang hilang entah kemana bak ditelan bumi. Padahal jam masih menunjukkan jam setengah tujuh malam, tapi para pekerja tidak ada yang berjaga.
Berhasil mengambil sepeda yang berada didalam garasi, gadis itu lalu segera memakai kupluk hoodie tebalnya dan segera mengayuh sepedanya meninggalkan area rumahnya u
ntuk pergi ke taman yang tak jauh dari rumah.Suasana ramai taman pada malam hari disana begitu menyenangkan bagi Elisa. Binar mata gadis itu melihat kesana-kemari para pengunjung taman dan juga para pedagang kaki lima yang beranekaragam menjual berbagai jajanan yang sangat enak.
Hal pertama yang dilakukan Elisa saat sampai di taman itu adalah memarkirkan sepedanya terlebih dahulu. Gadis itu lalu berjalan tanpa arah sambil melihat-lihat jajanan apa yang pertama kali ingin ia beli. Cukup lama berjalan, pandangan Elisa tertuju pada satu objek yang sangat membuatnya tertarik.
"Arum manis!" Seru gadis itu merasa sangat senang saat melihat arum manis yang di pajang di gerobak penjual dengan berbagai macam bentuk yang lucu.
Dengan antusias, Elisa berjalan menuju penjual itu. "Om, saya mau arum manis bentuk kucing ini satu ya." Ucap Elisa disertai senyumannya.
Penjual itu balas tersenyum, lalu segera mengambilkan Elisa arum manis berbentuk kucing. Elisa menerimanya dengan senang hati, lalu segera membayarnya menggunakan uang bernilai seratus ribu rupiah. Setelahnya ia langsung pergi dari sana tanpa menunggu kembalian uangnya.
"Dek, ini kembaliannya belum diambil!" Panggil penjual itu setengah berteriak.
Elisa berbalik setelah mendengar panggilan dari si penjual arum manis itu. "Buat anak Om aja!" balas Elisa setengah berteriak juga. Tak lupa, gadis itu juga tersenyum manis.
"Selanjutnya jajan apa, ya..." Monolog gadis itu sembari melihat ke sekeliling.
Tidak ingin terlalu larut dalam pemikirannya yang tidak terlalu penting itu. Elisa lalu mendatangi satu persatu penjual yang ada di taman itu. Tanpa pikir panjang, ia membeli semua jajanan yang ada disana. Setelah selesai, Elisa berjalan ke tengah-tengah taman untuk segera menikmati jajanan miliknya. Tak lupa, gadis itu juga memanggil anak-anak jalanan yang berkeliaran disana untuk makan bersamanya, karena jajanan yang ia beli sangat banyak. Tidak mungkin jika ia menghabiskannya sendiri.
"Ayok, sini-sini, kita makan bareng." Ucap Elisa dengan antusias.
"Gapapa kak?" tanya salah satu anak jalanan dengan pakaian yang nampak begitu lusuh itu.
"Ya gapapa dong. Aku juga belinya banyak ini. Mending kita makan sama-sama." Balas Elisa sembari mengeluarkan jajanan itu dari kantong kreseknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Elisa ✔ [TERBIT]
Novela JuvenilMENGANDUNG BANYAK SEKALI TYPO!!! Versi terbaru. Cerita ini alurnya berubah sedikit demi kepentingan penulis. . . Elisa. Seorang gadis yang hidup penuh dengan luka akibat kejadian yang menimpa keluarga nya beberapa tahu silam. Ia di benci oleh...