10. Rumah sakit

3.2K 122 0
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

"Kenapa hal ini bisa terjadi dengan putri saya?" Tanya Sarendra tajam.

"Ma-maaf Tuan, kami lalai dalam menjalankan tugas kami." Ucap salah satu bodyguard yang mengawasi Elisa.

Sarendra menghela nafasnya kasar. Sungguh, ia tak menyangka jika hal seperti ini akan terjadi pada Elisa. Ia pikir, setelah mengerahkan banyak pengawal untuk mengawasi Elisa, hak ini tidak akan terjadi. Tapi ternyata dugaannya itu salah besar.

"Apa yang mengakibatkan putri saya bisa seperti itu?" tanya Sarendra berusaha sesabar mungkin menahan amarahnya, karna ia tau ini adalah rumah sakit.

"Sebenarnya... Kami tidak tau pasti tuan, tapi kami bisa simpul kan sendiri kalau Nona muda terkena pembullyan." jawab salah satu dari bodyguard itu.

"Pembullyan?" tanya Sarendra lagi. "Bagaimana bisa? Di sekolah itu tertera peraturan bahwa tidak ada yang nama nya pembullyan! Dan hal itu di awasi dengan sangat ketat!" ungkap Sarendra.

"Saya tidak mau tau! Kalian cari pelakunya sampai dapat!" Titah Sarendra yang langsung di angguki oleh ketiga bodyguard yang berdiri di hadapannya.

Sarendra pun segera masuk ke dalam ruangan yang dimana Elisa di rawat di sana. Di dalam sana sudah ada Gavino, Reffano dan Raffino.

"Saya titip Elisa ke kalian. Saya akan keluar dulu, tidak lama." ucap Sarendra dan langsung pergi lagi ke luar ruangan.

⬤⬤⬤⬤

Dua jam kemudian. Elisa telah tersadar, perlahan gadis cantik itu membuka kedua matanya. Bersamaan dengan itu ketiga pemuda yang sedaritadi terus menemaninya pun langsung senang dan mendekati Elisa.

"Gav, Fan! Buruan sini Elisa udah siuman." Panggil Raffino dengan raut bahagia.

Dengan cepat pun Gavino dan juga Reffano segera mendekati Elisa yang masih terbaring di atas ranjang rumah sakit.

Elisa melihat ke arah mereka bertiga, penglihatannya sedikit buram, dengan cepat ia mengerjapkan kedua matanya dan begitu pun penglihatannya sudah tak buram lagi.

"Kalian siapa?!" Tanya Elisa dengan nada ketakutan memandangi mereka bertiga. Jelas hal itu membuat ketiga pemuda itu bingung dengan Elisa.

"El, ini kita, lo lupa sama kita?" tanya Reffano mencoba menyentuh tangan Elisa. Elisa tak menjawab pertanyaan itu, justru ia malah semakin meringkuk dan mencoba menghindari Reffano.

"Pergi kalian!" usir Elisa.

"El... Lo kenapa?" tanya Reffano lagi.

Elisa malah semakin menjadi. Gadis itu justru menatap tajam ke arah Reffano dengan mata yang memerah serta nafas nya yang memburu.

"PERGI!....." Teriak Elisa sejadi-jadinya, membuat ketiga pemuda itu kaget.

Elisa melemparkan semua barang yang ada di sekitarnya satu persatu. Mulai dari bantal, selimut, gelas yang berada di atas nakas. Dan begitu pun ketiga pemuda itu terus menghindar sambil berusaha mendekati Elisa untuk memenangkannya.

"JANGAN DEKATIN GUE!... PERGIII!" Teriaknya semakin menjadi. Ia pun melemparkan vas bunga ke arah mereka bertiga, dan sialnya Gavino yang belum sempat menghindar terkena lemparan itu tepat di dahinya.

Darah segar bercucuran dari dahi Gavino, tapi Gavino justru tak peduli akan hal itu. Ia masih mencoba tetap mendekati Elisa yang mengamuk.

"Elisa sadar Elisa! Ingat diri lo!" Ujar Gavino.

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang