47. Rencana Dan Curiga

1.2K 53 1
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

"Ya gue gamau tau! Pokoknya rencana itu harus cepat kita jalankan."

Axelia Damian Megantara, gadis itu menggeram kesal sambil mengepalkan tangannya kuat pada ponsel yang ia pegang. Beberapa kali ia memaki-maki seseorang diseberang sana yang sedang menelpon dengannya.

"Heh! Gue udah bayar lo, ya! Harusnya lo ikutin apa kata gue!" Ujarnya kesal pada orang yang sedang menelpon dengannya.

"Gue tau, tapi lo gabisa gegabah gini dong! Yang kita hadapi ini bukan orang sembarangan. Dia punya banyak curut yang jagain dia, tolol!" balas si penelepon tak kalah kesal.

"Ya gue gamau tau! Sisa buat dia suka sama lo, emang apa susahnya sih?! Secara lo itu ganteng." Axel tetap saja masih meninggikan nada bicaranya.

Terdengar suara decakan kesal dari seberang sana, lalu detik berikutnya sambungan telepon itu langsung mati. Melihat telponnya mati secara sepihak, membuat gadis jelita berhati iblis itu menggeram marah.

"Sialan! Dasar gatau diri! Masi untung gue bayar lo, anjing!!" Makinya terus-terusan lalu membanting ponselnya keatas kasur.

"Pokoknya gue harus musnahin si benalu itu!" Ucap Axel tetap pada pendiriannya.

Ceklek

"Musnahin benalu apaan, Cel?"

Axel tersentak kaget begitu mendengar suara yang sangat ia kenali bertanya padanya. Dengan ragu, Axel berbalik melihat kakak sulungnya berada didalam kamarnya. Melihat tatapan mengintimidasi dari Jovian, membuat Axel jadi gelagapan sendiri, dan berusaha agar tidak kontak mata dengan Jovian.

"Kalau ditanya itu di jawab, Cel." Ucap Jovian.

"A-anu kak... Itu—eh.. Benalu maksudnya kecoa! Iya kecoa, aku mau musnahin kecoa. Hehe." Alibinya sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Emang ada kecoa?" Tanya Jovian yang merasa ragu dengan jawaban Axel.

"I-iya! Ada, tadi didalam kamar mandi." Jawab Axel cepat.

Jovian menatap curiga Axel, yang membuat gadis itu merasa sangat gugup bercampur takut. Tapi detik berikutnya raut wajah Jovian berubah menjadi biasa saja. Hal itu membuat Axel akhirnya bernafas lega.

"Hampir aja." Ucapnya dalam hati.

"Kakak kenapa kesini?" Tanya Axel berusaha mencairkan suasana.

"Makan malam. Buruan kebawah." Jawab Jovian.

Dengan spontan Axel langsung mengangguk dan pergi dari sana guna menghindari Jovian. Ia merasa, Jovian agak beda dari biasanya. Jovian yang kali ini bersifat lebih dingin padanya, padahal biasanya Jovian pasti selalu mengatakan 'dek' ketika berbicara padanya.

Jovian tidak langsung menyusul, melainkan masih diam dikamar Axel sambil memperhatikan seisi kamar tersebut. Jarang sekali ia masuk kedalam kamar adik angkatnya ini, biasanya yang akan memanggil Axel makan malam selalu Elio, tapi kali ini ia ingin menggantikan Elio dulu.

Ting!

Niat Jovian untuk pergi dari kamar itu ter urungkan saat mendengar suara notifikasi dari sebuah ponsel yang tergeletak diatas kasur. Merasa penasaran, Jovian mendekati benda pipih canggih itu, dan melihat notifikasi pesan yang masuk itu.

Tentang Elisa ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang