Halo semua, aku kembali ^^
Tolong bantu vote n koment, aku butuh dukungan kalian biar makin semangat nulis dan update.
Semakin rajin kalian vote n koment, semakin rajin aku update.
Terima kasih banyak kesayangan ....
**
Untuk sebagian orang mati adalah jalan terbaik, aku salah satunyaZephyra Hermia
***
Hera terhempas kesebuah ruangan yang cukup dingin dan lembab. Tubuh lemahnya terjerembab kelantai batu yang cukup kasar. Pria itu tidak mengatakan apapun setelah memperlakukan Hera layaknya hewan peliharaan.
Pergi begitu saja.
Hera mencoba bangkit tapi gerakkannya terhenti saat mendengar pintu kembali terbuka dengan kasarnya. Pintu yang terbuat dari kayu ek tersebut terbuka dengan lebar, angin seketika menyeruak masuk.
Seorang wanita bertubuh tambun dengan celemek bertengger di pinggulnya melempar sprei dan selimut yang bentuknya sudah tidak layak pakai.
Sama seperti pria itu, wanita yang tak kelihatan wajahnya itu langsung keluar setelah melemparkan barang seperti melempar rumput untuk hewan peliharaan.
Hera tidak sakit hati sama sekali. Perlakuan seperti ini memang layak dia dapatkan. Hanya saja dunia tidak tahu kalau dirinya juga mengutuk dirinya sendiri bahkan lebih buruk dari orang lain.
Hera mengusap airmata, tangannya yang kotor gemetar karena kedinginan dan juga ketakutan. Saat jemari rampingnya menyentuh dahi, ringisan tidak dapat ditahannya.
Dahinya bengkak akibat benturan tadi.
Hera menyeret kaki lalu menekuknya, tangannya memeluk kedua lutut kemudian membenamkan wajahnya disana. Bahunya yang bergetar dan berguncang menandakan kalau dia tengah menangis hebat.
Hera paling mahir menangis dalam diam, sejak mengerti orang-orang tidak menginginkannya, dia tidak pernah lagi menunjukkan ekspresi.
Termasuk pada bibinya, Camelia.
Sekujur tubuh Hera basah kuyup dan kotor. Gaun putih yang dikenakannya saat menikah sudah penuh dengan lumpur. Satu-satunya sepatu terbaik yang dia punya, hilang.
Saat pria itu menyeretnya, sepatu itu lepas dari kakinya. Telapak kakinya penuh goresan luka. Hera menahan sakitnya.
***
Pagi ini terlihat para pelayan berkumpul diruang keluarga kediaman Andrian Edmund atau biasa di panggil, tuan Ed. Mulai dari juru masak, juru bersih-bersih hingga penjaga istal dan kusir, tidak satupun penjaga yang tidak hadir."Pernikahan tuan tidak mengubah apapun. Kalian tetap bekerja seperti biasa. Dan ..." Polo mengambil napas sejenak lalu melanjutkan, "bagaimana kalian bersikap pada wanita yang tuan nikahi, tidak ada aturan. Tuan tidak mengembani status atau tugas nyonya padanya."
Polo menatap kepala tukang dikastil ini, "rumah kecil disebelah barat bersihkan. Wanita itu akan tinggal disana." Tanpa menunggu jawaban, Polo melanjutkan, "Basil, sampaikan hal ini pada seluruh penyewa estat."
Sepanjang hidupnya menjadi kepala pelayan, baru kali ini Polo mengumumkan hal semengerikan ini. Wanita yang mendapat julukkan pembawa sial itu telah masuk kedalam neraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samar
Lãng mạnJangan coba-coba berani plagiat cerita ini kalau gak mau malu dan nanggung akibatnya. Cerita ini sudah lindungi hukum yang jelas. *** Terlahir dengan julukkan 'pembawa sial' sama sekali tidak pernah diinginkan siapapun, termasuk Zhepyra Hermia (Hera...