"Your grace." Emy mengejar Edmund sampai kekereta kudanya. Dari lambang kereta kuda dapat dilihat seberapa megah posisi yang dimiliki seorang Andrian Edmund.
Kereta kuda memiliki lambang keluarga dan bendera kekuasaan, tidak akan ada yang berani mendekat kearah kereta kuda tersebut tanpa izin sipemilik.
Konon katanya kusir kuda keluarga Edmund jago bela diri dan memiliki kemampuan khusus lainnya. Kemampuannya sama seperti sepuluh penjaga raja.
Keluarga Edmund memang terkenal dengan pasukan khususnya, selain memiliki kedudukan yang tinggi di pemerintahan, keluarga mereka secara turun temurun memiliki pasukan bawah tanah yang di perjual belikan jasanya.
Edmun mengangkat tangan acuh pada kusirnya yang siap mengusir Emy. Pria berbadan besar itu langsung membungkuk hormat dan pergi.
"Nyali putra putri Nohan cukup berani, haruskah aku terpukau?" Edmund tidak lagi mengucapkan kata tuan untuk ayah Emy.
"Maaf your grace, ada yang ingin aku tanyakan. Sejak kau mengatakannya, pikiranku tidak tenang."
Edmund menatap orang-orang yang memperhatikannya dan Emy.
"Semua orang sedang memperhatikan, tidakkah kau risau dengan nama baikmu?" Edmund sengaja membuka pintu kereta sedikit tapi Emy tidak dapat melihat apapun dari tempatnya berdiri.
"Maaf your grace, aku tidak akan bersikap lancang setelah ini." Emy membungkuk hormat.
"Tentang?" Suara Edmund terdengar sangat tidak berminat.
"Ucapanmu yang mengatakan kalau keluargaku gemar dengan milik orang lain. Aku tidak mengerti maksudmu."
"Orangtua dan kakakmu punya jawaban yang lebih baik dariku. Jika sangat penasaran tanyakan pada mereka langsung maksud dari ucapanku. Saat kau menanyakannya pada mereka, sampaikan salam hormatku." Tentu kalimat terakhir bukan kesungguhan melainkan ejekkan, Emy bisa merasakannya.
Terdengar terompet panjang yang menandakan seluruh rombongan harus masuk kedalam kereta karena akan segera berangkat. Edmund langsung masuk kedalam kereta, meninggalkan Emy yang masih terpaku.
Melihat itu Eliza langsung menyusul Emy kemudian menariknya menjauh, "apa yang kau lakukan? Kau membuat ayah dan ibu menahan napas. Kau selalu mengingatkanku tentang etika tapi yang kau lakukan ini sungguh memalukan, Emy."
Emy tidak mendengarakan Eliza, tatapannya berfokus pada kereta kuda milik Edmund. Hatinya seketika terasa hampa karena perasaan yang belum sempat berkembang.
Pria itu sangat sulit di jangkau.
"Emy, apa yang kau bicarakan dengan your grace? Apa itu penting? Kau melewati batasmu sebagai seorang lady." Suara ibunya mengintrupsi.
Emy menatap ibunya lalu berkata, "setelah makan siang ada hal yang ingin aku tanyakan. Aku harap ibu menjawabnya dengan jujur." Setelah itu Emy beranjak pergi kedalam rumah.
"Bu, aku pikir Emy tertarik dengan your grace." Eliza menunduk lesu, "aku tidak suka Emy tertarik dengan pria semacam itu. Emy tidak cocok dengan pria sombong seperti Duke of Cadbury itu."
"Jaga ucapanmu sayang, dan ibu rasa Emy bukan menyukainya, mungkin mengaguminya. Terlepas dari pembawaannya yang sombong, your grace pembicara yang baik. Dan Emy suka bicara dengan orang pintar."
Nyonya Nohan sebenarnya enggan mengakui seorang Andrian Edmund tapi mau tidak mau harus mengakuinya karena itu benar adanya.
"Ya sudah sekarang kau masuk dan istirahatlah, tiga hari ini sudah melakukan banyak hal tanpa istirahat yang cukup. Ibu ingin melihat para pekerja dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Samar
RomanceJangan coba-coba berani plagiat cerita ini kalau gak mau malu dan nanggung akibatnya. Cerita ini sudah lindungi hukum yang jelas. *** Terlahir dengan julukkan 'pembawa sial' sama sekali tidak pernah diinginkan siapapun, termasuk Zhepyra Hermia (Hera...