Apa Yang Membuatmu Penasaran?

405 57 60
                                    

"Tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang!" Norman mondar-mandir di depan Zavion yang duduk termangu, memikirkan langkah apa yang harus dilakukan atas ancaman Edmund melalui bincangan ringan hari ini.

"Semoga keluargamu dilindungi Tuhan. Bajingan itu menggunakan raja untuk menekan kita. Paman dan bibi dalam bahaya, bagaimana ..."

"Dia tidak akan menyentuh keluargaku, meskipun hubungannya dekat dengan raja tapi bukan caranya mengandalkan kekuasaan."

"Dia iblis, ingat itu!" Kesal Norman. Zavion tidak memungkiri hatinya gelisah saat ini, bukan karena keluarganya yang mungkin ditekan tapi lebih kekesalamatan Hera.

Dia percaya kalau ayahnya bisa melindungi ibu dan dua adiknya tapi belum tentu akan bekeras melindungi gadis itu karena bagaimanapun membawa pergi istri orang adalah tindakkan yang salah, apapun alasannya.

Dan ayahnya tidak akan mengorbankan keluarga seandainya tidak mampu menjaga sampai akhir. Zavion membayangkan wajah ketakutan Hera, mendadak hatinya nyeri.

Ingin segera kembali ke Widbury tapi tidak mungkin, Edmund pasti sedang mengawasi gerak-geriknya.

"Kau, pergilah. Tolong selamatkan gadis itu, amankan dia ditempat yang lebih jauh. Kalau ayahku tidak bisa melindunginya, setidaknya dia bisa bersembunyi selama Edmund berada disana."

Norman menggeleng, "aku tidak mungkin meninggalkanmu disini. Siapa tahu apa yang di ucapkannya hanya gertakkan? Bisa jadi, target sesungguhnya adalah kau."

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku."

"Bagaimana mungkin? Aku sudah bersumpah pada paman dan bibi untuk setia padamu, menemanimu sampai akhir. Aku tidak bisa mengingkarinya, aku yakin rumahku cukup aman untuknya. Yang jadi masalah adalah keselamatan keluargamu, kau tidak khawatir pada mereka? Dua adikmu ..."

"Ayahku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada mereka."

***
Tuan Nohan menatap lamat surat yang diberi stempel resmi kerajaan. Dalam surat tersebut tertulis raja menginginkan kehadirannya dalam jamuan desa.

Tuan Nohan tentu tahu kemana arah tujuan pertemuan tersebut. Saat istrinya datang membawakan segelas teh, dia memberi tahu tentang kunjungan raja.

"Raja?"

Tuan Nohan mengangguk, "tahun depan Emy debut, kunjungan ini pasti berdampak besar. Melihat raja memintaku secara langsung pasti para pelamar semakin bersemangat. Tapi tujuan raja memintaku secara khusus bukan untuk memberi dukungan pada Emy."

"Dia menggunakan raja untuk menekan kita." Tuan Nohan mengangguk.

"Apa yang kau rencanakan sekarang? Kita tidak mungkin mengabaikan gadis itu. Selain janji pada Zavi, gadis itu seperti baru hidup kembali. Perlahan dia sedang menikmati kebebasannya, kalau ..."

"Aku akan melindunginya semampuku, tapi aku tidak mungkin mengorbankan kalian. Andrian Edmund tahu kalau putramu mengambil apa yang menjadi miliknya, permintaan raja ini adalah peringatan yang terselip ancaman."

Nyonya Nohan menghela napas panjang dengan hati sedikit gelisah. Mereka berada di persimpangan disaat dirinya mulai menikmati waktu bersama Hera.

Saat bersama gadis itu tidak ada pembicaraan tapi dia menikmati waktunya karena Hera perajut yang handal. Jemarinya dengan mudah merajut benang hingga membentuk sebuah syal yang memiliki hiasan bunga edelwis.

"Aku mengerti kekhawatiranmu tapi kita tidak bisa melindungi semuanya. Semoga saja Andrian Edmund tidak begitu menekan keadaan."

"Sepertinya sangat mustahil." Kesah nyonya Nohan.

SamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang