Dia Tahu Kenapa Aku Melakukannya

485 63 53
                                    

Edmund menatap datar tubuh tak sadarkan diri Hera, sedikitpun tak berniat mengangkat tubuhnya dan membaringkannya dengan benar.

Tidak lama kusirnya datang dan melihat apa yang terjadi pada Hera, tadinya dia datang untuk mengatakan kalau sudah waktunya tuannya beristirahat di penginapan, kamar telah di siapkan.

Selama perjalanan Edmund selalu tidur dalam penginapan sementara Hera berada dalam kereta, cuaca dingin dan kabut tebal sebenarnya tidak baik untuk kesehatan, tidur dikereta bukan pilihan apalagi untuk gadis serapuh Hera.

"Your grace, jika dibiarkan dia bisa mati." Dengan sopan kusir itu mengatakan kondisi yang terjadi pada Hera. Tanpa mendekat dia tahu kalau Hera di landa demam tinggi.

"Dia tidak akan mati semudah itu, biarkan saja." Dengan santai Edmund keluar dari kereta setelah mengambil cerutunya. Dia berjalan masuk kedalam penginapan, menuju kamarnya.

Kusir sekaligus orang kepercayaan Edmund saat bepergian itu berbalik pergi, menyamai langkahnya dengan langkah Edmund meski tetap menjaga jarak, satu langkah dibelakang pria itu.

"Sebaiknya anda pikirkan lagi keputusan anda, your grace! Saat ini anda sedang bersama raja, kalau terjadi sesuatu padanya yang mengakibatkan hal buruk terjadi pada raja, anda tidak akan bisa menghindar dari hinaan rakyat."

"Apa yang terjadi?" Suara raja membuat sang kusir menunduk dan mundur kebelakang, memberi ruang pada raja yang muncul entah darimana.

Sang kusir lupa kalau kamar raja dan tuannya bersebelahan.

Mata raja menyipit pada sang kusir, "jawab atau aku akan menebas lehermu." Dia tahu tidak akan mendapat jawaban dari Edmund, karena itu menekan bawahan sepupunya itu.

Sang kusir berlutut, "lebih baik your majesty menebas leher saya, kematian saya menjadi suatu kehormatan yang tak ternilai." Raja menghela napas panjang karena sudah menebak jawaban sang kusir.

Dia menatap sengit sepupunya, "apa yang kau sembunyikan, Eddy?! Aku bertanya sebagai raja bukan sepupumu. Ingat, kau tidak bisa melawan kuasaku, terlebih aku tahu kau sedang melakukan sesuatu."

Edmund bersikap formal, "maaf your majesty sudah membuat anda khawatir. Tidak ada yang perlu anda risaukan, bukan masalah besar, hanya urusan pribadi."

Edmund menambahkan, "anda sebaiknya istirahat karena malam semakin larut. Tidak baik terjaga terlalu lama." Tentu kalimat itu ejekkan untuk sang raja.

Kalau tidak dalam keadaan formal pasti raja sudah terbahak sekarang. Sebenarnya dia tidak suka bersikap formal begini pada sepupunya tapi untuk mengetahui apa yang terjadi, dia harus menggunakan kekuasaannya.

"Semakin kau menyuruhku istirahat semakin membuatku penasaran, katakan yang sebenarnya atau orangku akan mencari tahu untukku."

Edmund menatap datar sepupunya yang menatapnya sengit. Keduanya beradu pandang tanpa ada yang mau mengalah hingga akhirnya raja memerintahkan pengawalnya untuk memeriksa kereta kuda Edmund.

Dia tahu ada yang di sembunyikan sepupunya dan pastinya berhubungan dengan gadis itu. Hanya gadis itu yang mampu membuat tatapan dan reaksi sepupunya semengerikan ini.

"Berani menyentuh kereta kudaku ..."

"Tidak ada yang bisa melawan titahku kecuali siap mati. Kalau tidak mau orangku menggeledah keretamu, katakan apa yang sebenarnya terjadi."

Rahang Edmund mengetat, tidak satu patah katapun keluar dari mulutnya hingga raja menitahkan orang kepercayaannya untuk segera menggeledah kereta kuda Edmund.

Orang kepercayaan raja pergi setelah memberi hormat pada raja dan juga Edmund. Titah raja lebih penting dari apapun meski dia sangat mengagumi Edmund.

Tidak butuh waktu lama pria itu kembali dan memberi tahu apa yang terjadi. Kini giliran raja yang terlihat murka, tanpa mengatakan apapun pada Edmund, dia memerintahkan orang kepercayaannya itu membawa Hera kedalam kamar Edmund.

SamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang