Dia Menghilang

780 74 52
                                        

"Satu kehormatan bagiku anda mengunjungi tempatku. Tapi bolehkah aku tahu, apa ada masalah mendesak? Tidak mungkin orang seperti anda datang tanpa pemberi tahuan sebelumnya. Terlebih lagi aku sudah mengirim kabar kalau aku belum bisa menjamu tamu. Apa orang suruhanku tidak sampai?"

Zavion mempersilahkan tamunya masuk.

Dia sungguh tidak menyangka atas kehadiran Edmund, perasaannya sedikit tidak tenang sekarang tapi untungnya dia punya pengendalian diri yang kuat.

"Aku datang bukan untuk bertamu tapi memeriksa kondisi rumah sebagai pemilik. Dan aku tidak pernah memberitahukan sebelumnya, apa kau tersinggung? Aku lupa mengatakan kalau diestat ini akulah yang punya kuasa, semua berjalan sesuai keinginan dan perintahku. Tidak ada bantahan ataupun tanggapan." Edmund duduk ditempat yang dipersilahkan Zavion.

Dia melihat sekitar rumah lalu berkata, "rumah ini terlihat tidak pantas untuk ditinggali. Tapi merubuhkannya juga sayang, aku belum mendapat keuntungan setelah kejadian itu. Sebagai pembisnis tentu kau tahu keuntungan merupakan tujuan mutlak, benarkan?"

"Ya, dan aku tidak masalah anda menyewakannya padaku. Ditempatku tidak ada kepercayaan seperti itu. Bagi kami rakyat Widbury, semua yang Tuhan berikan adalah anugrah, tidak ada istilah buruk yang menyertai. Rumah ini terlihat tidak nyaman ditinggali karena terlalu lama di biarkan kosong, bukan karena tragedi yang anda ceritakan beberapa waktu lalu. Meski aku tinggal disinu, bukan berarti aku harus mempercayai mistos tersebut, benarkan?"

Zavion balik bertanya setelah itu menuangkan teh teratai kedalam cangkir dan menyajikannya untuk Edmund.

"Maaf kalau tidak didamping makanan ringan, sebelumnya aku tidak pernah menerima tamu. Aku hanya berdua dengan temanku, dan kami tidak memikirkan makanan satu sama lain. Mohon dimengeri."

"Tidak masalah, aku bukan orang yang mempermasalahkan hal-hal remeh. Tapi cukup menarik mendengar penjelasanmu, kau seolah sedang menegaskan padaku kalau hanya tinggal berdua ditempat ini."

"Anda salah paham, maaf. Aku tidak punya keharusan untuk menjelaskan pada anda dengan siapa aku tinggal. Hanya saja aku haru menjelaskan bahwa aku datang kemati tidak sendirian." Zavion memberi senyum terbaiknya.

"Kebetulan rumah ini sangat dekat dengan hutanku, aku penasaran dengan satu hal. Apa kau pernah melihat peliharaanku berkeliaran disekitar sini?"

"Peliharaan? Hewan jenis apa? Aku sering masuk kedalam hutanmu untuk melihat sungai yang menurutku sangat luar biasa indah, tapi aku belum pernah melihat hewan peliharaan berkeliaran." Jelas Zavion jujur.

Dia tidak tahu peliharaan apa yang dimaksud Edmund.

"Peliharaanku yang lemah tapi sangat berbahaya. Sengataannya sangat membunuh. Aku pikir dia tidak punya keberanian untuk lari dari tempatku, ternyata aku salah, mungkin karena beberapa waktu tidak mendidiknya dengan keras sehingga kejinakkannya sedikit hilang."

"Boleh aku tahu hewan jenis apa itu?"

"Karena tidak pernah melihatnya, kau tidak perlu tahu lebih laniut."

"Mungkin kalau anda menjelaskan lebih detail, aku bisa mengenalinya dan saat melihatnya akan segera mengabari anda. Kalau bisa menangkapnya, aku akan menjaganya untuk anda."

"Aku khawatir kau tidak akan bisa menjaganya, karena mungkin setelah kunjunganku kemari dan beberapa tempat dia pulang dengan sendirinya."

Alis Zavion mengernyit dalam karena tidak tahu kemana arah tujuan ucapan Edmund. Dia bukan pria yang biasa bicara dengan permainan kata seperti ini, tentu saja sulit mengimbangi dan memahami maksud Edmund.

"Aku tidak pernah menghabiskan lebih dari satu gelas saat bertamu. Tapi hari ini pengecualian, kau mitra sekaligus penyewa, dua gelas untuk dua keuntungan."

SamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang