Dia Sedang Kelelahan

577 64 55
                                    

https://www.facebook.com/groups/234217952556423/?ref=share_group_link&exp=93fa

Yang berminat bisa join di group Fb, bisa seru-seruan sama kesayangan yang lain :)

Selamat membaca ^^

***
Edmund meninggalkan Hera begitu saja setelah puas melecehkannya. Tujuannya memang ingin melihat kehancuran dimata gadis itu, berani melawannya maka neraka yang didapat.

Edmund melangkah pergi meninggalka Hera yang terpaku didalam tempat pemandian. Perlahan air hujan turun dengan derasnya, air pemandian semakin terasa dingin.

Hera tidak berani beranjak karena pakaiannya entah kemana, tidak mungkin kembali kekamar itu tanpa sehelai benangpun. Bagaimana kalau ada yang melihatnya?

Hera benar-benar putus asa.

Kenapa hidupnya seberat ini? Apa yang di jalaninya setelah menikah lebih mengerikan daripada dulu. Walau sejak kecil sudah di hina dan di rendahkan tapi dia tidak pernah merasa serendah ini.

Edmund membuktikan ucapannya, menyiksa Hera sampai sebegitunya. Tidak ada rasa iba dalam dirinya bahkan jika Hera mati karena tidak mampu bertahan, dia tidak perduli.

Pria itu masih meyakini bahwa kematian Camelia di sebabkan oleh Hera. Andai kekasihnya tidak begitu menyayangi gadis sialan itu, sekarang mereka pasti sudah hidup bahagia.

Bukan tanpa alasan dia sangat mencintai Camelia, kekasihnya itu membawanya kembali menjadi manusia setelah sekian lama hidup dalam kegelapan karena masa lalu yang mencekam.

Tapi dengan seenaknya gadis sialan itu mengambil hidup belahan jiwanya, jangan salahkan dia karena kembali menjadi iblis bahkan lebih buruk dari iblis.

Selama bersama Camelia tidak sekalipun dia melirik Hera walau gadis itu selalu menempel atau menjadi topik pembicaraan kekasihnya dan sekarang hidupnya hancur karena pelacur itu.

Polo yang tahu kalau Hera masih berada ditempat pemandian langsung bergegas dengan membawa bathrobe. Tuannya tidak mengatakan apapun saat dia meminta izin membawakan jubah mandi untuk Hera.

Polo tidak masuk ketempat pemandian, hanya tangannya yang muncul lalu menggantungkan jubah di paku tepat samping pintu, Hera melihatnya. Setelah Polo menutup pintu dari luar, Hera bergerak dari dalam air lalu berjalan menuju pintu dengan tubuh gemetar.

Sebelum keluar dari tempat pemandian itu Hera mengintip di sebuah celah, Zavion masih berdiri ditempatnya, melihat itu Hera menangis.

'Pergilah' batinnya penuh harap.

**
Hera jatuh sakit tapi Edmund memaksnya makan malam bersama tamu yang tak lain adalah ayah Hera sendiri, Charles Dowson.

Tidak sekalipun pria itu menoleh kearahnya, keberadaan Hera sama sekali tidak di anggap, menyesakkan.

Suhu tubuhnya yang semakin tinggi, kepala pusing hingga rasanya dunia berputar.

"Beberapa waktu lalu putrimu kabur dari kastilku."

"Dia bukan putriku, dari awal sudah kutakan padamu, sir." Edmund tersenyum iblis saat melihat tangan Hera yang menggenggam sendok gemetar hebat.

Charles melirik kearah Hera lalu melanjutkan, "kedatanganku kemari bukan karena ingin mengetahui kabarnya." Charles menegaskan itu pada Edmund.

Edmund terkekeh kecil kemudian berkata dengan santainya sambil mengiris daging steak yang menjadi menu makan malam hari ini, "sekarang aku tahu kenapa kau begitu membencinya. Tidak seorangpun suka pada penyebab kematian orang tercinta. Aku menyesal karena mengabaikan Camelia yang begitu dekat dengan sipembawa sial."

SamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang