Happy Reading~
Jangan lupa beri cerita ini bintang ⭐ dan komentar.
••••
Siswa-siswi 11 IPS 2 berhamburan keluar dari kelas saat bel istirahat terdengar nyaring ke sepenjuru koridor. Dania yang akan pergi ke kantin untuk mengisi perutnya terlebih dulu membereskan alat tulis yang berserakan di atas meja.
Ia memerhatikan gadis berkacamata dan rambut kuncir dua di sebelahnya. Gadis yang sudah ia ketahui namanya adalah Laya, terlihat takut-takut untuk melihatnya.
“Lo kenapa?” pertanyaan itu membuat Laya terkejut, kemudian menggeleng dan membuang muka.
“Lo laper nggak? Ke kantin bareng gue yok!” Dania mencoba mengajak teman semejanya itu, “gue belum punya temen di sini. Lo mau nggak jadi teman pertama gue?”
Ragu-ragu Laya mencoba memberanikan diri untuk menatap lawan bicaranya, “Kamu mau temenan sama aku?”
Pertanyaan ini jelas membuat dahi Dania berkerut, “Mau, kenapa harus nggak mau?”
“Kata anak-anak yang lain, aku cupu dan nggak cocok ditemenin.”
Dania merasakan ada yang tersengat di dalam tubuhnya. Sekarang ia mengerti mengapa dari tadi Laya seperti sangat antisipasi padanya. Dania tersenyum, kemudian mendekatkan duduknya dengan Laya.
“Mulai sekarang kita temenan. Kalau ada yang ganggu lo, bilang sama gue. Oke?”
Meski masih merasa takut Laya tetap mengangguk. Di dalam hati, ia merasa senang karena sekarang ada yang ingin berteman dengannya.
Setelah mereka sepakat akan ke pergi ke Kantin bersama, lantas Dania segera berdiri dan melangkahkan kakinya. Namun, seorang siswa memblokir jalannya.
“Saguna Damarlangit. Damar sama langitnya nggak di spasi. Blasteran Minang-Sunda. Salam kenal.” Saguna tersenyum menatap Dania yang kebingungan. Cowok itu masih mengulurkan tangannya menunggu disambut Dania.
“Gue nggak ngajak lo kenalan tuh.”
Balasan dari Dania membuat Jarvis dan Darel yang menyaksikan kenekatan sahabatnya itu, hampir saja tersedak salivanya sendiri, sedangkan Laya yang ada di belakang Dania hanya menunggu.
Saguna yang tadinya masih duduk, kemudian berdiri. Mengambil paksa tangan kanan Dania untuk berjabat tangan dengannya. Ia melirik ke arah badge name Dania.
Dania yang memastikan ke mana arah pandang Saguna, kemudian menarik tangannya, lalu menyilangkan tangan di depan dada.
“DASAR COWOK MESUM!”
Satu tamparan mendarat di pipi Saguna. Dania yang marah menarik Laya untuk mengikutinya keluar dari kelas.
“Apa salah gue?” ringis Guna memegang pipinya yang terasa panas.
Tawa Jarvis dan Darel pun pecah setelah Dania pergi. Rasanya perut mereka seperti tergelitik melihat temannya sendiri gagal berkenalan.
Jarvis yang berusaha meredakan tawa mendekati Saguna. Ia merangkul cowok itu, “Mending kalau lo mau pendekatan sama itu cewek belajar dulu sama ahlinya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum dari Saguna
Teen Fiction"Kalau keinginan terbesar lo apa?" "Gue cuma mau membuat semua orang yang gue sayang selalu tersenyum. Jadi alasan untuk mereka bahagia. Gue rasa itu hal paling membahagiakan di dunia." ... Hanya kisah seorang pemuda yang berusaha meninggalkan kena...