Happy Reading~
Jangan lupa kasih bintang untuk saguna ⭐ makasih ya udah baca ❤🙏
••••
Sebatang rokok yang menyala terkepit di antara bibir tipis milik cowok berperawakan tidak terlalu tinggi ini. Ia menghisap batang tembakau yang telah dipilin menjadi satu, lalu menyemburkan asap dari mulutnya.
“Nih kopi lo!” ucap seseorang yang baru saja bergabung di meja yang sama dengannya.
“Kemaren itu lo ketemu sama Dania?” tanya orang itu padanya.
Ia menyemburkan asap lagi ke udara. Untungnya, mereka ada di pekarangan sebuah kafe. Sengaja mengambil tempat di luar agar cowok perokok ini bisa mengerjakan aktivitas merokoknya.
“Ketemu, gue juga ngajakin dia balikan lagi. Seperti yang udah bisa lo tebak...”
“lo di tolak lagi?”
Rigo mengangguk, “Iya, sialnya sekarang dia udah punya pacar.”
“Siapa pacarnya? Anak Tanubrata?”
Rigo menyesap batang rokok yang tinggal tengah itu, “Iya, dia panitia di sana. Gue sempet baca namanya.” Ia mencoba mengingat-ingat identitas panitia yang tergantung di leher pacar baru Dania.
“Sa-sa-saguna kalau nggak salah.”
“Maksud lo, Saguna kapten tim basket?” tanya pemuda di hadapan Rigo.
Rigo mengedikkan kedua bahunya, “Nggak tau juga. Namanya Saguna, orangnya tinggi, putih, dia panitia di acara sekolah lo seminggu yang lalu.”
“Bener itu pasti Saguna kapten tim basket. Salah satu sahabatnya gitaris di band sekolah. Segrup sama gue,” ucap cowok itu yang ternyata sepupu dari Rigo.
Rigo menatap lurus ke depan. Pandangan cowok itu sangat tajam. Ada sirat dendam di kedua irisnya. Ia benar-benar masih kesal dengan Dania. Apa lagi dengan Saguna. Ia tidak bisa kalah dari laki-laki yang baru masuk ke kehidupan Dania. Rigo tidak pernah bisa disingkirkan dari Dania.
“Gue nggak akan nyerah gitu aja. Dania tetep harus balikan sama gue lagi.”
“Terus lo mau lakuin apa?” tanya sepupu Rigo yang kini asyik menyeruput minuman dingin pesanannya.
Rigo tidak menjawab, ia terfokus pada tiga gadis yang baru saja ingin masuk ke Kafe yang sama seperti Rigo dan sepupunya kunjungi.
•••
Saguna menutup buku setelah selesai mengerjakan tugas yang akan di kumpulkan esok hari. Baru saja akan bangkit dari duduknya tiba-tiba saja ia merasakan sedikit berputar di pijakannya dan mual.
“Hoek!” Saguna membekap mulut agar tidak mengeluarkan isi perutnya di tempat itu.
Ia mencoba duduk kembali pada kursi beroda itu. Pusing perlahan berkurang, tetapi ia masih merasakan mual. Bahkan ingin muntah.
Saguna berlari keluar dari kamar. Tidak ada yang melihatnya berlari menuruni tangga hingga masuk ke kamar mandi yang ada di lantai dasar.
“Hoek... hoek...”
Mau tidak mau cowok itu harus merelakan makan malam yang baru saja masuk ke perutnya satu jam lalu.
Saguna menghidupkan keran air, lalu membersihkan sisa kotoran di bibirnya. Sekarang ia merasa sedikit lebih lega dari pada sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum dari Saguna
Novela Juvenil"Kalau keinginan terbesar lo apa?" "Gue cuma mau membuat semua orang yang gue sayang selalu tersenyum. Jadi alasan untuk mereka bahagia. Gue rasa itu hal paling membahagiakan di dunia." ... Hanya kisah seorang pemuda yang berusaha meninggalkan kena...