Happy Reading~
Jangan lupa tinggalkan bintang ⭐ untuk Saguna ya^^
••••
“Tanda tangan!”
Alis Dania menaut saat Saguna mengeluarkan map yang berisi selembar kertas, kemudian memberikan sebuah pena pada gadis itu.
Baru juga sampai di sekolah, cowok bertubuh tinggi, hidung mungil yang mancung dan berkulit putih ini, menyeret Dania ke basecame tim basket.
“Malah bengong. Tanda tangan!”
“Buat apa?”
“Itu surat perjanjian kalau lo bakal menepati janji untuk menjadi asisten gue selama dua minggu.”
“Nggak perlu selebay ini kali. Tenang aja gue nggak akan lari dari tanggung jawab.”
“Tanda tangan aja apa susahnya sih? Gue bela-belain bikin ini tadi malam,” sewot Saguna.
Dania menatapnya tidak kalah sewot, tetapi ia tetap menuruti perintah Saguna untuk menandatangani surat perjanjian mereka.
“Udah.” Dania membanting sedikit pena di tangannya pada meja, “puas?”
Saguna merapikan kembali map dan tersenyum bahagia, “Puas, nanti jangan pulang duluan! Hari ini ada penentuan resmi kapten tim basket. Karena gue salah satu calonnya, lo harus temenin gue sampai acaranya kelar! Paham?”
“Iya-iya,” jawab Dania malas, “gue boleh pergi?”
“Boleh.”
Dania menghela napas, lalu keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Saguna sendirian.
•••
“Lihat!”
Saguna memamerkan sebuah surat yang telah ditanda tangani Dania kepada Jarvis, Darel dan Alana.
“Seriusan tuh?” tanya Darel masih kurang percaya.
“Serius-lah, ini dia sendiri tadi yang tanda tangan. Sekarang dia udah resmi jadi asisten gue.” Sedari tadi wajah Saguna berseri-seri. Dari awal masuk sampai jam istirahat terpantau mood-nya super bagus.
“Ide siapa dulu tuh?” celetuk Jarvis disela-sela menyantap batagornya.
Darel yang mendengar penuturan Jarvis seperti sangat bangga, mendekati sombong hanya mencebikkan bibir.
Saguna menoleh pada Jarvis yang duduk di hadapannya, “sekali lagi gue banyak berterima kasih sama lo. Gue nggak nyangka ternyata cara dari orang jomblo ampuh juga ya, padahal belum pengalaman.”
Jarvis melirik jengkel saat mendengarkan pujian yang lebih mendekati ejakan itu keluar dari mulut Saguna. Namun, Saguna hanya tertawa. Ia memang suka sekali menggoda sahabatnya yang satu itu.
“Awas ya kalau Kak Saguna beneran memperbudak itu cewek. Gue aduin ke guru,” ujar Alana yang ikut bergabung dalam percakapan.
“Nggak, Al. Gue juga ‘kan punya saudara perempuan. Paham gue harus gimana.” Saguna meyakinkan adik kelasnya itu.
“Mana mungkin gebetan mau disiksa sama Guna. Ini cuma modus buat PDKT,” tambah Darel. Saguna menganggukinya.
“Kayak orangnya mau aja sama Kak Guna.” Alana berhenti menyuap makanannya. Ia menunjuk ketiga cowok yang makan satu meja dengan dirinya sekarang, “kalian bertiga tuh muka aja yang cakep, tapi soal asmara zonk semua.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum dari Saguna
Teen Fiction"Kalau keinginan terbesar lo apa?" "Gue cuma mau membuat semua orang yang gue sayang selalu tersenyum. Jadi alasan untuk mereka bahagia. Gue rasa itu hal paling membahagiakan di dunia." ... Hanya kisah seorang pemuda yang berusaha meninggalkan kena...